PertanyaanTentang Tasawuf Falsafi. Aug 05, 2021. Soal UAS Akhlaq Tasawuf | PDF Perbedaan Mendasar Ilmu Kalam, Filsafat Islam dan Tasawuf | Best Contoh Pertanyaan Tentang Tasawuf Falsafi, Paling Seru! Filsafat Ilmu dan Metode Riset Normal .sebuah pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan - [PDF Document]
Inilah pertanyaan dan jawaban tentang ilmu kalam dan ulasan menarik lainnya seputar kesehatan dan keselamatan kerja K3 ditinjau dari semua aspek K3 di kimia memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sehari-hari dari pada pada ilmu-ilmu yang lainnya walaupun banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Secara garis besar ilmu kimia mempelajari seputar komposisi,…Anatomi adalah ilmu yang mempelajari deskripsi tubuh manusia. Untuk klasifikasi, anatomi, tanpa terkecuali Biolagi, Dengan pembagian sebagai berikut 1. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari berbagai alat tubuh. 2….…ilmu toksikologi yang mempelajari mengenai pemaparan material toksik yang ada di lingkungan kerja Definisi Toxicology berasal dari bahasa Yunani yaitu toxicos = racun dan logos = ilmu , ilmu tentang……mendefenisikan ergonomik sebagai berikut Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimal dengan tujuan agar bermanfaat demi efsiensi dan kesejahteraan….…dan petunjuk – Menjelaskan setiap pertanyaan untuk apa dan karena apa’? – Mengikuti contoh dari penyelia – Menggunakan perlengkapan dan permesinan dengan aman – Menggunakan alat pelindung diriPPE dengan baik…
Yangmereka cela adalah ilmu kalam yang menyimpang dari Ahlussunah, bukan yang malah menguatkan keyakinan Ahlussunnah seperti yang dilakukan Asy'ariyah-Maturidiyah. Bahkan, kitab ilmu kalam karya Imam Abu Hanifah (150 H) yang berjudul al-Fiqh al-Akbar sampai kepada kita di masa ini dan beredar luas.

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama Islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan, seperti apa wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan dengan Tuhan. Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu kalam itu sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan kurikulum pendidikan agama Islam. Dengan begitu diharapkan kita mampu meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya dengan kurikulum pendidikan Islam. Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-Qur'an, Hadits, ucapan...

Melihat), Kalam (Berbicara), Iradah (Berkemauan), Qudrah (Kuasa) dsb. Namun,ilmu kalam tidak menjelaskan bagaimanakah seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar dan melihatnya; bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca Al Quran Pertanyaan itu sulit dijawab bila hanya melandaskan diri pada ilmu tauhid atau ilmu Bagikan kepada yang lain!Banyak praktek keagamaan di dunia Islam saat ini terjerumus dalam paham mistis yang disebarkan oleh para penganut paham tasawuf sufi yang menyimpang. Mereka menjauhkan umat dari dua sumber agama Islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, dan menggantinya dengan ajaran-ajaran filsafat dan mistis yang bercampur kemudian kita mengenal ajaran-ajaran asing tentang fana’, mukasyafah, wali-wali yang lebih suci dari nabi Muhammad saw, permohonan kepada para penghuni kubur, dan berpuncak pada faham Wihdatul Wujud yang panteistis. Ajaran-ajaran seperti ini tak pernah dijumpai dalam kehidupan Islam di masa awal, di masa hidupnya nabi Muhammad saw, dan di masa para sahabat. Tapi anehnya, saat ini banyak umat Islam yang percaya kepada mereka. Selanjutnya, berikut ini Tanya-jawab seputar masalah tasawuf yang menjadi tugas UTS materi Tasawuf di tempat saya kuliah yaitu INSIDA Jakarta. Apakah Tasawuf berkembang dengan kontak kebudayaan Hindu, Persia, Yunani dan Arab?Ya, tasawuf dalam perkembangannnya banyak mengalami kontak kebudayaan dengan ajaran dan negara-negara tersebut. Kontak kebudayaan antara tasawuf dan Hindu banyak kita dapatkan di negara kita karena indonesia pernah beberapa abad dipimpin oleh kerajaan-kerajaan Hindu. Contohnya, ketika ada oran mati, biasanya masyarakat kita mengadakan acara empat puluhan, seratusan atau seribuan setelah kematian si mayit atau acara nyadran’ yaitu membersihkan kuburan orang tua di hari-hari tertentu. Tasawuf mulai mengadakan kontak dengan kebudayaan Persia sejak zaman Umar bin Khothob ketika tentara Islam berhasil menghancurkan kerajaan Persia, selaajutnya kontak kebudayaan antara keduanya tidak terelakkan lagi. Sufi mulai sangat berkembang di Persia, terutama ketika masa Abu Sa’id al Mihani, yang membuat peraturan khusus ditempat-tempat pertemuannya. Karenanya tempat-tempat itu pada akhirnya berubah menjadi markas bagi para tokoh penyebar aliran ini. Berangkat dari sinilah, maka pada pertengahan abad ke 4 H , mulailah terbentuk Thariqot-Thariqot Sufi yang kemudian berkembang pesat dikota-kota besar seperti Iraq,Mesir dan Maroko. Tasawuf mulai mengalami kontak dengan kebudayaan Yunani pada masa Abbasiyah, terutama pada masa pemerintahan kholifah Al-Manshur dan Harun Al-Rosyid yang banyak melakukan penterjemahan terhadap buku-buku Yunani. Tokohnya adalah Sukhrawardi Al-Maqtul, ibnu Arabi, Ibnu Faridh, dan Abdul Haqq ibnu Sabi’in Al-Mursi. Mereka banyak menimba dari filsafat Yunani khususnya Neo-platonimisme. Tasawuf juga banyak sekali terpengaruh dengan kebudayaan Arab yang menjadi tempat kelahiran tasawuf, ajaran tasawuf untuk meninggalkan kenikmatan dunia dan lebih memperbanyak ibadah atau yang dikenal dengan istilah zuhud adalah salah satu ajaran dari tasawuf Arab. Jelaskan hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam!Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari ilmu kalam, Al-Farabi mengatakan bahwa ilmu kalam adalah “Ilmu yang bisa membantu manusia untuk membantah pendapat-pendapat kalangan ateis lalu menetapkan kebalikan dari hal tersebut dengan jalan perdebatan.”[1], kemudian Al-Jurjani mengatakan “Ilmu yang membahas zat-zat yang nampak berdasarkan patokan-patokan Islam”.[2] dan Ibnu Khaldun mengatakan bahwa ilmu kalam adalah “Ilmu yang mencakup hujah-hujah tentang keimanan berdasarkan dalil-dalil secara akal dan untuk membantah ahli bid’ah dalam masalah aqidah yang menyeleweng dari mazhab salaf dan ahlu sunnah”.[3]Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, Dr. Abu Zaid bin Muhammad Makki mendefinisikan ilmu kalam sebagai kumpulan dari kaidah-kaidah akal, istilah-istilah Yunani dan syubhat syak wasangka yang digunakan pemiliknya sebagai hujjah dalam perdebatan ketika mereka berdalil tentang keberadaan Allah dan menetapkan keesaan-Nya, menetapkan adanya para nabi lalu kaidah akal tersebut mereka timbang dengan nash-nash al-Quran dan sunnah, jika sesuai menurut mereka, diterima dan jika bertolak belakang mereka takwil, mereka tolak atau mereka bantah yang kadarnya berbeda-beda.[4]Dapat kita tarik hubungan antara tasawuf dengan ilmu kalam yaitu kedua-duanya berusaha untuk menetapkan keesaan Allah swt dan membantah kalangan-kalangan yang mensekutukan-Nya seperti Ateis, Hindu dan BuhaJelaskan hubungan Tasawuf dengan Filsafat!Setelah abad kedua hijriyah, masalah sufi banyak dibahas dalam majelis ilmu, sampai pada masanya sufi ini banyak kemasukan paham filsafat, bahkan menjadi lebih mirip ke filsafat daripada sufi, di antaranya dengan munculnya kelompok satu pengaruh yang timbul akibat masuknya filsafat pada sufi, menjadikannya terbagi menjadi duaTasawuf Nadhri; yang berpedoman pada studi dan pembahasanTasawuf Ilmi; yang cenderung pada sikap zuhud dan ketaatanDua corak di atas mempengaruhi tafsir sufi menjadi dua juga yaitu Tafsir falsafi Tafsir ini berpedoman pada studi pemahaman dan materi kesufiyan, oleh karena itu dalam setiap pembahasn tafsirnya, mereka berusaha untuk mencari hal-hal yang bisa mendukung argumen mereka, yang akhirnya banyak mengeluarkan mereka dari pemahaman terhadap nash al-Quran dan pemahaman dari segi Isyari Tafsir Nadhri dibangun di atas argumen dahulu, lalu menerapkannya pada al-Quran,sedangkan tafsir Isyari tidak, ia muncul dari intens ruhiyah seorang sufi yang bisa menyingkap awan ghaib pada suatu ayat. Tafsir Nadhri menganggpa bahwa dalam suatu ayat tidak ada makna yang lain, berbeda dengan Isyari, ia melihat adanya makna batin dari ayat yang dhahirSebutkan perbedaan Tasawuf dengan pendekatan Salafi dan Syi’i!Tasawuf Salafi mulai muncul pada abad pertama dan kedua hijriyah, dimana para sufi waktu itu mulai menaruh perhatian terhadap hal-ahl yang berkaitan dengan akhlaq dan tingkah laku dan berupaya untuk menegakkan moral manusia di tengah dekadensi moral masyarakat kala itu. Mereka juga mengajarkan masyarakat untuk bersikap zuhud dalam kehidupan, yaitu dengan tidak mementingkan makanan, pakaian atau tempat tinggal, tetapi pentingkah ibadah kepada Allah swt dan perbanyak amal demi kepentingan di yang populer dari kalangan ini adalah Hasan Albashri, Aljunaid dan Rabi’ah abad selanjutnya, tasawuf banyak kemasukan pemikiran eksklusif seperti Hulul dan Wihdatul Wujud dari Al-Hallaj, ajaran ini banyak sekali ditentang oleh ulama-ulama pada masanya sampai akhirnya Al-Hallaj dihukum gantung di pintu masuk kota pada abad kelima muncul para pembaharu dari kalangan sufi seperti Imam Ghazali yang berusaha mengembalikan landasan sufi kepada Al-Quran dan Syi’i mulai muncul pada abad ketiga hijriyah ketika sufi mulai kemasukan ajaran-ajaran tasawuf falsafi yang lebih banyak meninjolkan pemikiran filosofis daripada ajaran kezuhudan saja. Tasawuf Syi’i mulai muncul ketika Persia mulai terpengaruh oleh para pemikir Yunani. Ibnu Kholdun mengatakan tasawuf filosif dekat dengan sekte Isma’iliyah dari Syi’ah, sekte isma’illiyah menyatakan terjadinya hullul atau ketuhanan para imam mereka, kedua kelompok ini ada kesamaan dalam masalah “Quthb’ dan “Abdal”. Bagi para filosofis mengatakan puncaknya kaum arifin, sedang abdal merupakan quthb pemaparan di atas, selanjutnya kita bisa menemukan perbedaan pendekatan antara tasawuf salafi dan syi’iTasawuf salafi mendasari ajarannya kepada Al-Quran dan Sunnah, jika ada ajaran yang tidak ada dalil dai keduanya, di anggap bathil. Tasawuf Syi’i banyak bersandar kepada imam atau wali mereka, apa yang imam mereka katakan adalah benar sekalipun menyelisihi Al-Quran dan Salafi menjaga agar ajarannya murni bersumber dari Rasulullah saw, tasawuf Syi’i banyak kemasukan ajaran-ajaran dari luar Islam seperti zoroaster dan filsafat Salafi ramai memakmurkan masjid, tasawuf Syi’i berbondong-bondong meramaikan Salafi meyakini bahwa tidak ada yang terindung dari dosa makshum kecuali Nabi saw, tasawuf Syi’i meyakini bahwa imam mereka adlah makshum dan terhindar dari dosa dan Salafi menggunakan pendekatan syari’at sementara tasawuf Syi’i menggunakan pendekatan filsafat. Tasawuf Salafi mendasari ajarannya kepada Al-Quran dan hadits, sementara tasawuf syi’i mengklaim memiliki ilmu khusus yang tidak dimiliki orang lain, sebab ilmu itu menjadi kekhususan Ahlul Bait Nabi salafi tidak mengkultuskan kuburan sementara tasawuf syi’i sangat senang mengibadahi lain terkait TasawufImam Al-Ghazali dan Tasawuf – JUMAL AHMAD Ihsha’ al-Ulum 71[2] Al-Ta’rifat 192[3] Al-Muqaddimah 458[4] Maqalatul Firaq 2, hal 45 DasarHukum Ilmu Kalam. Ada hukum tersendiri mempelajari Ilmu Kalam. Kelompok Ahlussunnah wal jamaah berpendapat, hukum mempelajari Ilmu Kalam bisa menjadi haram, bisa wajib, atau sunnah. Namun jika merunut asalnya, hukum mempelajari Ilmu Kalam adalah mubah atau boleh. Tujuan utama mempelajari Ilmu Kalam adalah memperkuat akidah seseorang.
Soal Latihan dan Jawaban Ilmu Kalam Kelas X MA Materi Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam A. Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, d atau e, pada jawaban yang paling benar ! 1. Segala masalah yang rumit dikembalikan langsung kepada Rasulullah Saw. sehingga beliau berhasil menghindarkan perpecahan antara umatnya. Masa Rasulullah Saw. tersebut dinamakan … A. periode pertumbuhan akidah B. periode pembinaan akidah C. periode doktrin akidah D. periode pembinaan akidah ahlusunnah E. periode pembinaan kualitas iman 2. Para sahabat menerima dan memahami kandungan Al-Quran dan hadis yang berkaitan dengan akidah dan sifat-sifat Allah tanpa mempersoalkan makna dibaliknya. Dalam masalah ketuhanan merujuk pada firman Allah pada … A. QS. Ali Imran B. QS. al-Qadar C. QS. al-Asr D. QS. al-Ikhlas E. QS. al-Kausar 3. Disamping masalah tauhid, di antara masalah yang muncul yaitu soal qada’ dan qadar. Sikap Nabi Saw. atas masalah tersebut adalah … A. Melarang membahas dan berselisih B. Membela pendapat salah satu dari yang berselisih C. Diam D. Membiarkan kemudian menjelaskan E. Menjelaskan secara detail agar sahabat tidak berselisih 4. Perbuatan kemusyrikan pertama kali muncul pada masa siapa? A. Masa Nabi Nuh As. B. Masa Nabi Muhammad Swt. C. Masa Nabi Ibrahim As. D. Masa Nabi Isa As. E. Masa Nabi Yusuf As. 5. Pada masa Rasulullah Saw., persoalan-persoalan yang berhubungan dengan akidah muncul dari … A. Musyrik dan munafik B. Musyrik dan kafir C. Kafir dan munafik D. Musyrik dan zindik E. Zindik dan munafik 6. Masalah akidah yang diajukan pada soal No. 5 adalah … A. Permasalahan qadha B. Permasalahan qadar C. Permasalahan dosa besar D. Permasalahan qadha dan qadar E. Permasalahan hari akhir 7. Adapun tujuan masalah pada soal No. 6 diajukan adalah … A. Untuk membenarkan perbuatan jahat sebagai kehendak Allah B. Untuk membenarkan perbuatan dosa sebagai kehendak Allah C. Untuk membenarkan perbuatan jahat dan dosa sebagai kehendak Allah D. Untuk membenarkan perbuatan baik dan buruk sebagai kehendak Allah E. Untuk membenarkan perbuatan adil dan dosa sebagai kehendak Allah 8. Sifat tauhid pada masa Rasulullah adalah … A. Tauhid Ruhani B. Tauhid Jasmani C. Tauhid Ijtihadi D. Tauhid Amali E. Tauhid Maknawi 9. Timbulnya gerakan Musailamah Al-Każżab sebagai salah satu bentuk penyelewengan akidah terjadi pada masa … A. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq B. Khalifah Umar Bin Khattab Ra. C. Khalifah Usman Bin Affan D. Khalifah Ali Bin Abi Thalib E. Khalifah Muawiyah Bin Abi Sofyan 10. Penyelewengan Musailamah al-Kazzab menyangkut masalah… A. Peyimpangan keimanan kepada Allah B. Peyimpangan keimanan kepada malaikat Allah C. Peyimpangan keimanan kepada kitab Allah D. Peyimpangan keimanan kepada Nabi dan Rasul Allah E. Peyimpangan keimanan kepada qadha dan qadar 11. Mulai timbul kekacauan yang berbau politik dan fitnah yang berpengaruh pada akidah untuk pertama kalinya terjadi pada masa … A. Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq B. Khalifah Umar Bin Khattab C. Khalifah Usman Bin Affan D. Khalifah Ali Bin Abi Thalib E. Khalifah Muawiyah Bin Abi Sofyan 12. Di Mesir, penggantian gubernur yang diangkat Umar Bin Khattab Ra., yakni Umar Ibnu al Ash dengan Abdullah Ibnu Sa’d, salah seorang keluarga Khalifah, mengakibatkan pemberontakan kepada Khalifah Usman Bin Affan ra di Madinah sehingga Khalifah terbunuh oleh … A. Abdullah bin Saba’ B. Abdullah bin Sab’ah C. Abdullah bin Sabi’in D. Abdullah bin Ubay E. Abdullah bin Maslamah 13. Peristiwa terbunuhnya Khalifah Usman Bin Affan dikenal sebagai A. Al-Fitnatul Kubro kedua B. Al-Fitnatul Kubro pertama C. Al-Fitnatul Khilafah D. Al-Fitnatul Ula E. Al-Fitnatul Islam 14. Adapun yang dituduh sebagai pelaku dosa besar oleh kelompok Khawarij dalam peristiwa pertikaian Siffin adalah kecuali..... A. Ali bin Abi Thalib B. Mu’awiyah Bin Abi Sofyan C. Aisyah D. Abu Musa al-Asyari E. Amr bin al-Ash 15. Golongan yang mempunyai keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya sahabat yang paling berhak menjadi Khalifah karena Nabi Saw. pernah berwasiat demikian adalah … A. Khawarij B. Syiah C. Muktazilah D. Sunni E. Murjiah 16. Menurut ulama kalam, seorang yang dituduh sebagai pemicu atau penyebab perpecahan umat adalah seorang mantan pendeta Yahudi yang masuk Islam dengan tujuan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Tokoh tersebut adalah… A. Abdullah bin Saba’ B. Abdullah bin Sab’ah C. Abdullah bin Sabi’in D. Abdullah bin Ubay E. Abdullah bin Muljam 17. Untuk menentukan siapa pengganti Nabi saw., para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar berkumpul di suatu tempat yang bernama … A. Saqifah bani Aus B. Saqifah bani Khadraj C. Saqifah bani Mudraj D. Saqifah bani Hayim E. Saqifah bani Sa’adah 18. Delegasi kaum Muhajirin pada pertemuan seperti pada soal No. 17 diantaranya adalah …. A. Abu Bakar ash Shidiq Ra., Umar Bin Khattab Ra. dan Abu Umamah B. Abu Bakar ash Shidiq Ra., Umar Bin Khattab Ra. dan Abu Ubaidah C. Abu Bakar ash Shidiq Ra., Umar Bin Khattab Ra. dan Abu Ubaidillah D. Abu Bakar ash Shidiq Ra., Umar Bin Khattab Ra. dan Abdullah bin Ubaidah E. Abu Bakar ash Shidiq Ra., Umar Bin Khattab Ra. dan Ubaidah bin Samit 19. Perhatikan indikator berikut ! 1. Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda 2. Adanya pemahaman ayat Al-Quran yang berbeda 3. Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda 4. Adanya kepentingan kelompok atau golongan 5. Mengedepankan akal 6. Adanya beda dalam kebudayaan 7. Adanya kepentingan politik Indikator di atas adalah ... A. Faktor ekstern timbulnya aliran-aliran Ilmu Kalam B. Faktor Intern timbulnya aliran-aliran Ilmu Kalam C. Faktor intern timbulnya perpecahan Ilmu Kalam D. Faktor ekstern timbulnya perpecahan Ilmu Kalam E. Faktor utama timbulnya Ilmu Kalam 20. Golongan yang mempunyai keyakinan bahwa Khalifah Ali bin Abi Thalib kemudian keluar karena peristiwa tahkim adalah … A. Syiah B. Khawarij C. Muktazilah D. Sunni E. Murjiah B. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Deskripsikan penyimpangan akidah sebelum masa Nabi Muhammad Saw. ! minimal4 2. Deskripsikan keadaan akidah masa Nabi Muhammad Saw. ! 3. Deskripsikan keadaan akidah masa sahabat ! 4. Deskripsikan sejarah pertumbuhan ilmu kalam ! 5. Jelaskan faktor-faktor perkembangan ilmu kalam Kunci Jawaban Pilihan ganda 1. B 2. D 3. A 4. A 5. A 6. D 7. C 8. D 9. A 10. D 11. C 12. A 13. B 14. A 15. B 16. A 17. E 18. E 19. B 20. B Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
HarunNasution dalam buku Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Transcript Nama Asep Syarifudin NIM 15110056 Fakultas Ushuluddin TH Semester 3 Lima Pertanyaan dan Jawaban Tentang Ilmu Kalam 1. 2. 3. 4. 5. Apakah nama lain dari ilmu kalam ? Apa definisi ilmu kalam ? Sasaran pembahasan ilmu kalam apa saja ? Buah atau hasil dari mempelajari ilmu kalam itu apa ? Darimana sumber pengambilan ilmu kalam ? Jawaban 1. Yaitu ilmu tauhid/teologi, ilmu hakikat, ilmu aqoid, ilmu ushuluddin, ilmu aqoidul iman, ilmu uluhiyyah dan ilmu ma’rifat. 2. Secara bahasa yaitu ‫ن الشيئ واحد‬ ‫ العلم بأ ن‬mengetahui bahwa sesuatu itu adalah satu. Secara syar’i yaitu ‫إفراد المعبببود‬ ‫باالعبببادة مببع اعتقبباد وحببدته والتصببديق بهببا ذاتببا وصببفاتا وأفعببال‬ menunggalkan Alloh yang disembah dalam beribadah serta mengi’tikadkan keesaan-Nya, menerima dan mengakui ketunggalan dzat-Nya, sifat-Nya dan perbuatan-Nya 3. Yaitu Dzat Alloh, dzat Rosul, barang yang mumkinul wujud dan aqidah sam’iyyah. 4. 1. Ma’rifat kepada Alloh dan Rosul-Nya disertai dengan dalil-dalil yang yakin 2. Menentukan kebahagiaan yang abadi di akhirat 5. Dasar yang dipakai sumber dalam ilmu kalam adalah dalil aqli argumentasi petunjuk akal dan dalil naqli petunjuk al-Quran dan Hadits Aliranilmu kalam dikenal juga dengan sebutan golongan ilmu kalam atau firqah ilmu kalam. Nah, apa saja aliran ilmu kalam? Setidaknya ada 4 aliran (firqah) ilmu kalam, antara lain aliran khawarij, aliran murji'ah, aliran jabariyah, dan aliran Qadariyah. Berikut ini penjelasan satu persatu tentang aliran ilmu kalam. 1. Aliran/ Firqah Khawarij

Para pembaca yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang pengaruh ilmu kalam dalam ushul fiqih. selamat membaca. Pertanyaan بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ Semoga Ustadz dan keluarga selalu dalam kebaikan dan lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ustadz. Afwan ana ingin bertanya. Mengapa ilmu filsafat disebut sebagai ilmu kalam ustadz? dan apakah boleh dipelajari, dan apakah ilmu kalam ini banyak masuk ke dalam ilmu ushul fiqih? Mohon pencerahannya ustadz Disampaikan oleh Fulan, penanya dari media sosial bimbingan islam Jawaban وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْـمِ اللّهِ Alhamdulillāh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma ba’du. Selamat datang di Media Sosial Bimbingan Islam kepada aditya***, semoga Allah selalu membimbing kita di dalam jalan keridhoan-Nya. Untuk menjawab pertanyaan saudara, maka perlu diketahui tentang istilah-istilah di atas sehingga kita bisa memahaminya dengan baik. MAKNA FILSAFAT Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, kata majemuk dari philos yang berarti suka atau cinta, dan sophia yang berarti kebijaksaan. Sehingga secara bahasa berarti mencintai kebijaksanaan. Adapun secara istilah banyak definisi yang dikemukakan oleh orang-orang yang menggelutinya. Yang ringkasnya adalah Ilmu yang menyelidiki hakekat ketuhanan, alam semesta dan manusia, berdasarkan akal semata-mata, dan bagaimana sikap manusia setelah mencapai pengetahuan itu”. Lihat Sistimatik Filsafat, hal 11, Drs. Hasbullah Bakri Intinya, bahwa filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakekat segala perkara berdasarkan pemikiran akal semata. MAKNA ILMU KALAM Ilmu kalam secara bahasa dari ilmu dan kalam. Ilmu artinya pengetahuan, sedangkan kalam artinya perkataan atau pembicaraan. Adapun ta’rif ilmu kalam adalah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Khaldun rohimahulloh wafat th. 1406 M “Ilmu yang memuat argumen-argumen aqidah keyakinan-keyakinan keimanan berdasarkan dalil-dalil akal, dan bantahan terhadap para ahli bid’ah yang menyimpang di dalam aqidah dari pendapat Salaf dan Ahli Sunnah”. Muqoddimah Ibni Kholdun, 1/580 Adapun sebab penamaan ilmu kalam dengan ilmu kalam ada beberapa sebab, antara lain A Bahwa dengan ilmu ini, seseorang mampu “kalam” berbicara dalam masalah keyakinan keimanan. B Bahwa masalah keyakinan keimanan adalah masalah yang banyak “kalam” pembicaraan dan perdebatan dengan orang-orang yang menyelisihinya. C Bahwa Ahli Kalam banyak “kalam” berbicara dalam masalah keyakinan keimanan, yang seharusnya diam dan tidak membicarakannya. D Bahwa masalah “Al-Qur’an adalah kalam perkataan Allah” adalah masalah yang banyak dibicarakan di dalamnya. Wallohu a’lam. PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU KALAM Filsafat dan Ilmu Kalam memiliki persamaan di dalam menggunakan muqaddimah-muqaddimah pengantar-pengantar; premis-premis berdasarkan akal untuk menegakkan penjelasan. Namun terdapat perbedaan-perbedaan antara keduanya, sebagai berikut 1-Tema Pembahasan Tema Pembahasan filsafat lebih luas daripada ilmu kalam. Filsafat membahas masalah Ketuhanan Teologi, Alam Fisika, Matematika, dan Pembahasan Mantiq Logika. Sedangkan ilmu kalam hanya membahas tentang aqidah keyakinan-keyakinan keimanan. 2-Metodologi Pembahasan Ahli kalam membela aqidah keyakinan-keyakinan keimanan, seperti keberadaan Allah, keesaan Allah, kenabian, dan lainnya, berpegang dengan dalil-dalil akal. Sedangkan Ahli Filsafat juga berpegang dengan dalil-dalil akal, namun memiliki keyakinan yang kontra dengan Ahli Kalam. 3-Sisi Kemunculan dan Perkembangan Kemunculan filsafat lebih dahulu dari ilmu kalam. Filsafat muncul bukan dari satu bangsa tertentu, namun dibangun oleh berbagai bangsa. Sehingga di dapatkan filsafat India Kuno, filsafat Cina, filsafat Yunani, filsafat Barat Modern, dan filsafat Arab. Sedangkan ilmu kalam hanya muncul di kalangan kamu muslimin, karena tujuan kemunculannya adalah untuk membantah orang-orang ateis atau ahli bid’ah yang menyimpang, menurut anggapannya. PERCAMPURAN ILMU KALAM DENGAN FILSAFAT Pada asalnya ada beberapa perbedaan antara filsafat dengan ilmu kalam sebagaimana di atas, namun di dalam prakteknya keduanya bercampur menjadi satu. Ibnu Khaldun wafat th. 1406 H “Dua metode itu filsafat dan Ilmu kalam telah bercampur di kalangan Muta-akhirin. Masalah-masalah kalam telah bercampur dengan masalah-masalah filsafat, yang mana kedua cabang ilmu itu tidak terpisahkan dari yang lain”. Muqoddimah Ibni Kholdun, 1/591 Adapun penyebabnya adalah karena Abu Hamid Al-Ghazali memasukkan ilmu mantiq logika ke dalam ilmu-ilmu kaum muslimin, kemudian diikuti oleh banyak orang lainnya. Lihat Muqoddimah Ibni Kholdun, 1/590 BOLEHKAH MEMPELAJARI ILMU FILSAFAT? Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa ilmu filsafat memiliki cabang-cabang filsafat yang sesuai dengan bidang-bidang yang dikajinya. Abu Hamid Al-Ghazali wafat th. 505 Hmenyebutkan bahwa filsafat mencakup 4 pembahasan Ketuhanan Teologi, Alam Fisika, Matematika, dan Pembahasan Mantiq Logika. Ihya’ Ulumuddin, 1/22 Kemudian bolehkah kaum muslimin mempelajari filsafat? Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu kami sampaikan bahwa penggunaan dalil-dalil akal tidaklah mutlak dilarang oleh Ulama. Karena di dalam Al-Qur’an banyak menggunakan dalil-dalil akal untuk mengajak manusia beriman dan untuk membantah kemusyrikan dan kekafiran. Para Fuqoha Ahli hukum Islam menggunakan qiyas fiqih, dan ini termasuk penggunaan dalil-dalil akal. Demikian juga imam-imam Salaf menggunakan dalil-dalil akal di dalam bantahan mereka kepada para Ahli Bid’ah, seperti Jahmiyah, Mu’tazilah, dan lainnya. Tetapi Ulama melarang menggunakan akal bukan pada tempatnya. Penggunaan akal di dalam pembahasan Alam Fisika, Matematika, dan Pembahasan Mantiq Logika, secara umum tidak disalahkan. Sebab pembahasan itu ada di dalam jangkauan akal. Namun penggunaan akal di dalam pembahasan Ketuhanan Teologi atau kepercayaan, inilah yang dilarang oleh ulama. Sebab ini adalah pembahasan dalam perkara ghaib. Ini adalah bidang wahyu. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh wafat th 728 H berkata والخطأ فيما تقوله المتفلسفة في الإلهيات والنبوات والمعاد والشرائع أعظم من خطأ المتكلمين وأما فيما يقولونه في العلوم الطبيعية والرياضية فقد يكون صواب المتفلسفة أكثر من صواب من رد عليهم من أهل الكلام فإن أكثر كلام أهل الكلام في هذه الأمور بلا علم ولا عقل ولا شرع ونحن لم نقدح فيما علم من الأمور الطبيعية والرياضية “Kesalahan yang diucapkan oleh Ahli Filsafat tentang ketuhanan teologi, kenabian, akhirat, dan syari’at-syari’at, lebih besar dari kesalahan Ahli Kalam. Namun apa yang diucapkan oleh Ahli Filsafat tentang ilmu-ilmu alam dan matematika, terkadang kebenaran Ahli Filsafat lebih banyak daripada Ahli Kalam yang membantah mereka. Karena kebanyakan perkataan Ahli Kalam di dalam perkara-perkara ini tanpa ilmu, tanpa akal, dan tanpa syari’at. Dan kami tidak menyalahkan perkara-perkara ilmu alam dan matematika yang telah diketahui kebenarannya”. Ar-Rodd alal Mantiqiyyin, hlm. 311 BOLEHKAH MEMPELAJARI ILMU KALAM? Perlu diketahui bahwa semenjak awal masuknya ilmu filsafat ke dalam ilmu-ilmu kaum muslimin, sudah terjadi perselisihan. Sebagian orang menganggapnya sebagai kebaikan, sebagian yang yang lain menganggapnya sebagai bid’ah dan keburukan. Dan itu terus berlanjut sampai sekarang. Bahkan terjadi kesalahan banyak orang sekarang, yaitu menyamakan ilmu kalam dengan ilmu tauhid, ilmu aqidah, ilmu fiqih akbar. Maka untuk mengetahui kebenaran dari hal-hal yang diperselisihkan kaum muslimin, harus dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Alloh Ta’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Alloh dan ta’atilah Rosul Nya, dan ulil amri ulama dan umaro’ di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al-Quran dan Rasul Sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” QS. An-Nisa’/4 59 Dan kita harus meyakini bahwa agama Islam sudah sempurna, Al-Qur’an dan As-Sunnah sudah mencukupi kaum muslimin di dalam meniti jalan kebenaran. Tanpa ilmu filsafat dan ilmu kalam, agama Islam sudah cukup dan sempurna. Alloh Ta’ala berfirman الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agamamu.” QS. Al-Maidah/5 3 Kita juga wajib menjadikan generasi awal umat ini sebagai teladan di dalam beragama, sebab mereka adalah sebaik-baik manusia. Dan mereka tidak mengenal ilmu filsafat dan ilmu kalam. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ “Sebaik-baik manusia adalah generasiku yaitu generasi sahabat, kemudian orang-orang yang mengiringinya yaitu generasi tabi’in, kemudian orang-orang yang mengiringinya yaitu generasi tabi’ut tabi’in.” Hadits Mutawatir, riwayat Bukhari, dan lainnya Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh wafat th. 751 H berkata “Nabi shallallahu alaihi wasallam memberitakan bahwa sebaik-baik generasi adalah generasi beliau secara mutlak. Itu mengharuskan mendahulukan mereka di dalam seluruh masalah dari masalah-masalah kebaikan”. I’lamul Muwaqqi’in 2/398, penerbit Darul Hadits, Kairo, th 1422 H / 2002 H Dan ketika terjadi perselisihan umat Islam, Nabi shallallahu alaihi wasallam sudah memberikan wasiatnya أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ “Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertaqwa kepada Allah; mendengar dan taat kepada penguasa kaum muslimin, walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru dalam agama, karena semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat.” HR. Abu Dawud no 4607; Tirmidzi 2676; Ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari Al-Irbadh bin Sariyah Dan kenyataan, bahwa ilmu filsafat dan ilmu kalam tidak ada di dalam sunah Nabi dan sunah Khulafaur Rosyidin. BACA JUGA Bagaimanakah Kedudukan Aqidah Dalam Islam? Ahlussunnah selalu memprioriaskan tauhid dalam berdakwah Nasehat Bagi Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam SIKAP IMAM EMPAT Salafus Sholih dari kalangan sahabat dan tabi’in tidak mengenal ilmu filsafat dan ilmu kalam. Dan ketika ilmu filsafat merasuki sebagian kaum muslimin, para ulama menentangnya. Kami bawakan perkataan imam empat, imam-imam yang diakui di seluruh dunia kaum muslimin. Imam Abu Hanifah rohimahulloh wafat th 150 H عَنْ نُوحٍ الْجَامِعِ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي حَنِيفَةَ مَا تَقُولُ فِيمَا أَحْدَثَ النَّاسُ مِنَ الْكَلَامِ فِي الْأَعْرَاضِ وَالْأَجْسَامِ؟ فَقَالَ مَقَالَاتُ الْفَلَاسِفَةِ، عَلَيْكَ بِالْأَثَرِ وَطَرِيقَةِ السَّلَفِ، وَإِيَّاكَ وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ، فَإِنَّهَا بِدْعَةٌ Dari Nuh Al-Jami’, dia berkata Aku bertanya kepada Abu Hanifah, “Bagaimana pendapatmu mengenai perkara yang diada-adakan oleh orang-orang, yaitu kalam pembicaraan tentang sifat dan jisim?”. Maka beliau menjawab “Itu adalah perkataan-perkataan Ahli Filsafat! Hendaklah engkau mengikuti riwayat dan jalan Salaf! Jauhilah semua perkara baru dalam agama, sesungguhnya itu adalah bid’ah!” Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 86 Imam Malik rohimahulloh wafat th 179 H عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ يَقُولُ دَخَلْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَعِنْدَهُ رَجُلٌ يَسْأَلُهُ عَنِ الْقُرْآنِ، فَقَالَ لَعَلَّكَ مِنْ أَصْحَابِ عَمْرِو بْنِ عُبَيْدٍ، لَعَنَ اللَّهُ عَمْرًا، فَإِنَّهُ ابْتَدَعَ هَذِهِ الْبِدَعَ مِنَ الْكَلَامِ، وَلَوْ كَانَ الْكَلَامُ عِلْمًا لَتَكَلَّمَ فِيهِ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُونَ كَمَا تَكَلَّمُوا فِي الْأَحْكَامِ وَالشَّرَائِعِ، وَلَكِنَّهُ بَاطِلٌ، يَدُلُّ عَلَى بَاطِلٍ Dari Abdurrahman bin Mahdiy, dia berkata “Aku masuk menemui imam Malik bin Anas, dan di dekatnya ada seorang laki-laki yang bertanya tentang Al-Qur’an, maka beliau berkata, “Mungkin engkau termasuk murid-murid Amr bin Ubaid. Semoga Allah melaknat Amr bin Ubaid, dia telah membuat bid’ah ilmu kalam, jika kalam merupakan ilmu, niscaya para sahabat dan para tabi’in telah berbicara dengan ilmu kalam tentang hokum-hukum dan syari’at-syai’at. Tetapi itu ilmu kalam adalah kebatilan dan menunjukkan kepada kebatilan”. Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 96-97 Imam Syafi’iy rohimahulloh wafat th 204 H لَوْ أَنَّ رَجُلًا أوصى بكتبه من الْعِلْمِ لِأَحَدٍ، وَكَانَ فِيهَا كُتُبُ الْكَلَامِ لَمْ يَدْخُلْ فِي الْوَصِيَّةِ، لَأَنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْعِلْمِ “Jika seseorang mewasiatkan kitab-kitab ilmunya untuk orang lain, dan di dalam kitab-kitabnya itu ada kitab-kitab ilmu kalam, maka kitab-kitab ilmu kalam itu tidak masuk di dalam wasiat, sebab ilmu kalam itu bukan ilmu!” Ahadits fii Dzammil Kalam wa Ahlihi, hlm. 90 Imam Ahmad bin Hanbal rohimahulloh wafat th 241 H Imam Ahmad menyatakan di dalam suratnya yang beliau tulis kepada Kholifah Al-Mutawakkil dalam masalah Al-Qur’an ولست بصاحب كلام ولا أرى الكلام في شيء من هذا، إلا ما كان في كتاب الله – عز وجل – أو في حديث عن النبي صلى الله عليه وسلم أو عن أصحابه أو عن التابعين فأما غير ذلك فإن الكلام فيه غير محمود “Aku bukan ahli kalam, dan aku tidak berpandangan untuk kalam’ berbicara di dalam sesuatupun tentang ini, kecuali apa yang ada di dalam Kitab Alloh Azza wa Jalla, atau yang ada di dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam , atau dari sahabat-sahabatnya, atau dari tabi’in. Adapun selain itu, maka kalam’ pembicaraan tentang agama tidak terpuji”. Al-Masail war Rosail, 2/398, dinukil dari Mausu’atul Firoq al-Muntasibah lil Islam, hlm. 208 Ini adalah sebagian kecil perkataan Imam Empat tentang ilmu kalam. Masih banyak sekali perkataan mereka dan para ulama lainnya tentang keburukan ilmu kalam. Yang aneh adalah para ulama ilmu kalam yang menjadi pengikut Madzhab Empat. Mereka meninggalkan perkataan imam-imam mereka yang mengharamkan dan mencela ilmu kalam, yang ini adalah masalah ushuluddin. Namun mereka mengajak untuk bertaqlid kepada imam-imam mereka itu di dalam masalah furu’ hukum-hukum fiqih. KEBENARAN NASEHAT SALAF Para ulama Salaf, termasuk Imam Empat, telah memberikan nasehat yang benar, ketika mereka melarang kaum muslimin dari mempelajari ilmu kalam. Karena ternyata ilmu kalam tidak membawa kepada keyakinan beragama, bahkan mengakibatkan kebingungan dan keraguan. Padahal niat para Ahli Kalam sebenarnya untuk meraih keyakinan di dalam beragama. Banyak tokoh-tokoh ilmu kalam berakhir dengan penyesalan setelah menggeluti ilmu kalam, kemudian mereka kembali kepada aqidah Salaf, berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antara mereka adalah Al-Fakhrur Razi rohimahulloh wafat th. 606 H Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Umar Fakhrud din Ar-Razi, penyusun kitab tafsir Mafatihul Ghaib. Beliau berkata نِهَايَةُ إِقْدَامِ الْعُقُوْلِ عِقَالُ وَغَايَةُ سَعْيِ الْعَالَمِيْنَ ضَلاَلُ وَأَرْوَاحُنَا فِي وَحْشَةٍ مِنْ جُسُوْمِنَا وَحَاصِلُ دُنْيَانَا أَذَي وَوَبَالُ وَلَمْ نَسْتَفِدْ مِنْ بَحْثِنَا طُوْلَ عُمْرِنَا سِوَي أَنْ جَمَعْنَا فِيْهِ قِيْلَ وَ قَالُوْا لَقَدْ تَأَمَّلْتُ الطُّرُقَ الْكَلاَمِيَّةَ وَ الْمَنَاهِجَ الْفَلْسَفِيَّةَ, فَمَا رَأَيْتُهَا تَشْفِي عَلِيْلاً, وَلاَ تُرْوِي غَلِيْلاً, وَ رَأَيْتُ أَقْرَبَ الطُّرُقِ طَرِيْقَةَ الْقُرْآنِ, أَقْرَأُ فِيْ الْإِثْبَاتِ الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَأَقْرَأُ فِيْ النَّفْيِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ وَلاَ يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا وَمَنْ جَرَّبَ مِثْلَ تَجْرِبَتِي عَرَفَ مِثْلَ مَعْرِفَتِي Akhir mendahulukan akal adalah keruwetan Kebanyakan usaha manusia adalah kesesatan Ruh-ruh kami di dalam kedukaan terhadap jasad kami Akibat dunia kami adalah penderitaan dan kebinasaan Kami tidak mendapatkan faedah dari pembahasan kami sepanjang umur kami Kecuali apa yang telah kami kumpulkan berupa “katanya” dan “mereka telah berkata” Sesungguhnya aku telah memikirkan metode-metode ilmu kalam mantik, logika, dan kaedah-kaedah filsafat, maka aku tidaklah melihatnya akan menyembuhkan orang yang sakit dan tidak melegakan orang yang dahaga. Dan aku telah melihat metode yang paling praktis adalah metode Al-Qur’an. Aku membaca di dalam penetapan sifat Allah الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى Yaitu Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arsy. QS. Thoha/20 5 إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. QS. Fathir/35 10 Dan aku membaca di dalam peniadaan sifat Allah لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. QS. Asy-Syura/42 11 وَلاَ يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. QS. Thoha/20 110 Barangsiapa telah memiliki pengalaman sebagaimana pengalamanku, niscaya dia mengetahui seperti pengetahuanku”. Ighotsatul Lahfan, 1/72, karya Ibnul Qoyyim, penerbit Dar Alam Fawaid, cet 1, th 1432 APAKAH ILMU KALAM MASUK KE DALAM USHUL FIQIH Penulisan ilmu Ushul fiqih di kalangan kaum muslimin dipelopori oleh imam Asy-Syafi’i rohimahulloh wafat th. 204 H dengan kitab beliau Ar-Risalah. Kemudian dilanjutkan oleh imam Ibnu Abdil Barr rohimahulloh wafat th. 463 H dengan kitab beliau Jami’ fi Bayanil ilmi wa Fadhlihi. Kemudian di dalam perkembangan ilmu ushul fiqih, ada sebagian ulama berusaha memasukkan ilmu mantiq logika dari cabang ilmu filsafat ke dalam ilmu ushul fiqih. Seperti yang dilakukan oleh Ibnu Hazm Al-Andalusi rohimahulloh wafat th. 456 H di dalam kitab Ihkamul Ahkam dan Abu Hamid Al-Ghazali rohimahulloh wafat th. 505 H di dalam Al-Mus-tashfa. Namun para ulama berusaha membersihkan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Seperti yang dilakukan oleh imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rohimahulloh wafat th. 620 H dengan kitab beliau Roudhotun Nazhir. Ringkasnya, kalau ingin mempelajari ilmu ushul fiqih, maka hendaklah menggunakan kitab ushul fiqih yang disusun oleh para ulama Ahlus Sunnah yang sudah dikenal ilmu dan amanahnya, sehingga selamat dari berbagai penyimpangan yang ada. Di antara kitab tersebut ada yang ringkas, seperti kitab Al-ushul min ilmil Ushul, karya Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rohimahulloh wafat th 1421 H. Ada juga kitab yang agak tebal, seperti kitab Ma’alim Ushul Fiqih inda Ahlis Sunnah, karya Syaikh DR. Muhammad bin Husain bin Hasan Al-Jizani hafizhohulloh. Demikian sedikit jawaban dari pertanyan saudara, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. Disusun oleh Ustadz Muslim Al-Atsari حفظه الله Selasa, 12 Shafar 1442 H/ 29 September 2020 M Ustadz Muslim Al-Atsari حفظه الله Beliau adalah Pengajar di Pondok Pesantren Ibnu Abbas As Salafi, Sragen Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Muslim Al-Atsari حفظه الله klik disini

LimaPertanyaan dan Jawaban Tentang Ilmu Kalam 1.Apakah nama lain dari ilmu kalam ? 2.Apa deinisi ilmu kalam ? 3.Sasaran pembahasan ilmu kalam apa saja ? 4.Buah atau hasil dari mempelajari ilmu kalam itu apa ? 5.Darimana sumber pengambilan ilmu kalam ? Jawaban 1.Yaitu : ilmu tauhid/teologi, ilmu hakikat, ilmu 'aqoid, ilmu ushuluddin, ilmu Rangkuman sejarah munculnya ilmu kalam dan firqoh aliran ilmu kalam. Melanjutkan artikel kami yang membahas ilmu kalam, yaitu pengertian ilmu kalam secara etimologi dan terminologi, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan sejarah munculnya ilmu kalam. Akan tetapi, selain sejarah ilmu kalam kami juga akan membagikan materi tentang 4 aliran firqah ilmu kalam. Buka juga Pengertian Ilmu Kalam Secara Etimologi dan Terminologi 1. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam Yang pertama akan kita bahas yaitu sejarah ilmu kalam. Sejarah ilmu kalam jika dijabarkan akan menjadi sejarah yang cukup panjang, mengingat sejarah ilmu kalam akan dimulai sejak zaman khulafaur rasyidin, zaman bani umayyah, dan zaman bani abbasiyah. Karena sejaraah ilmu kalam cukup panjang, oleh karena itu, berikut ini akan kami sampaikan rangkuman sejarah munculnya ilmu kalam. Rasulullah Saw, selama di Mekah mempunyai fungsi sebagai kepala agama. Setelah hijrah ke Madinah fungsinya bertambah juga menjadi kepala pemerintah. Beliaulah yang mendirikan politik yang dipatuhi oleh kota ini, sebelum itu di Madinah tidak ada kekuasaan politik. Setelah wafat, Rasulullah digantikan dengan Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab selanjutnya digantikan Utsman bin Affan ra lalu Ali bin Abi Thalib ra. Utsman bin Affan ra merupakan khalifah berlatar belakang pedagang kaya. Tetapi, ahli sejarah mengatakan bahwa Utsman termasuk khalifah yang lemah, karena tidak dapat menentang keluarganya yang berpengaruh berkuasa di pemerintahan. Sehingga mereka menjadi gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam dengan mengganti gubernur-gubernur yang dulu diangkat oleh Umar bin Khattab ra, yang dilkenal kuat dan tak memikirkan keluarga. Tindakan politik Utsman bin Affan ra, memecat gubernur-gubernur angkatan Umar bin Khattab ra, memancing reaksi yang tidak menguntungkan baginya. 500 orang memberontak di Mesir sebagai reaksi atas diberhentikannya gubernur Umar bin 'Ash yang diangkat Umar dan digantikan Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sar dari keluarga Utsman bin Affan ra yang berujung terbunuhnya Utsman bin Affan ra Setelah Utsman bin Affan ra wafat, kekhalifahan diganti Ali bin Abi Thalib ra. Tetapi segera dia mendapat tantangan dari Thalhah dan Zubair dari Mekah yang mendapat dukungan dari Aisyah ra. Gerakan ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di Irak tahun 656 M. Thalhah dan Zubair mati terbunuh dan Aisyah ra masih hidup lalu dikirim kembali ke Mekah. Tak cuma di sini, tantangan berikutnyà muncul dari Mu'awiyah, gubernur Damaskus dan keluarga dekat Utsman bin Affan ra. Sebagaimana Thalhah Zubair, dia tidak mengakui Ali bin Abi Thalib ra sebagai khalifah. la menuntut kepada Ali bin Abi Thalib ra supaya menghukum para pembunuh Utsman bin Affan ra, bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam soal pembunuhan Ustman. Salah seorang pemberontak Mesir yang datang ke Madinah dan kemudian membunuh Utsman bin Affan ra adalah Muhammad Ibnu Abi Bakar yang tidak lain adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib ra. Ali bin Abi Thalib ra dalam kenyataannya tidak mengambil tindakan keras terhadap pemberontak-pemberontak itu, bahkan Ali bin Abi Thalib ra mengangkat Mu- hammad Ibnu Abi Bakar menjadi gubernur Mesir. Terjadi pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Thalib ra dan Mu'awiyah bin Abu Sofyan di Shiffin, Mu'awiyah terdesak, Amr bin 'Ash tangan kanan Mu'awiyah mengangkat Al-Qur'an ke atas sebagai tanda ajakan damai. Para Qurro dari kalangan Ali bin Abi Thalib ra menganjurkan untuk menerima, sebagian pasukan Ali bin Abi Thalib ra menganjurkan menolaknya. Tetapi Ali bin Abi Thalib ra memilih menerima. Dengan demikan, dicarilah perdamaian dengan mengadakan arbitrase. Sebagai mediator diangkat dua Amr bin 'Ash dari Mu'awiyah dan Abu Musa Al-Asy'ari dari pihak Ali bin Abi Thalib ra. Sebagai yang lebih tua Abu Musa maju terlebih dahulu dan mengumumkan kepada orang ramai, putusan menjatuhkan kedua pemuka tersebut. Berlainan dengan Amr bin Ash mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali bin Abi Thalib ra, tetapi tidak penjatuhan mu'awiyah. Bagaimanapun peristiwa ini merugikan Ali bin Abi Thalib ra dan menguntungkan Mu'awiyah sebagai khalifah yang ilegal. Terhadap sikap Ali bin Abi Thalib ra yang mau mengadakan arbitrase menyebabkan pengikut Ali bin Abi Thalib ra terbelah menjadi dua yakni golongan yang menerima abitrase dan golongan yang sejak semula menolak arbitrase. Mereka yang menolak berpendapat bahwa hal itu tidak dapat diputuskan lewat arbitrase manusia. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Allah dalam Al-Qur'an, la hukma illa lillah tidak ada hukum selain hukum dari Allah la hakama illa Allah tidak ada perantara selain Allah. Mereka menyalahkan Ali dan karenanya keluar serta memisahkan dari barisan Ali bin Abi Thalib ra disebut kaum Khawarij. Kaum khawarij memandang para pihak yang menerima arbitrase yaitu Ali bin Abi Thalib ra, Mu'wiyah, Amr bin 'Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari sebagai kafir dan murtad karena tidak berhukum kepada hukum Allah berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Maidah 44, karenanya halal dibunuh. Hal ini tidak hanya mempunyai implikasi politik yang tajam, tetapi juga meningkat kepada persoalan-persoalan teologi, yang melahirkan beberapa aliran teologi firqah 2. Aliran IImu Kalam Firqah/ Golongan Ilmu Kalam Berakhirnya zaman khulafaur rasyidin bebarengan dengan munculnya aliran ilmu kalam. Jadi, lahirnya aliran ilmu kalam ini merupakan bagian dari sejarah lahirnya ilmu kalam. Aliran ilmu kalam dikenal juga dengan sebutan golongan ilmu kalam atau firqah ilmu kalam. Nah, apa saja aliran ilmu kalam? Setidaknya ada 4 aliran firqah ilmu kalam, antara lain aliran khawarij, aliran murji’ah, aliran jabariyah, dan aliran Qadariyah. Berikut ini penjelasan satu persatu tentang aliran ilmu kalam. 1. Aliran/ Firqah Khawarij Merupakan golongan yang keluar dari golongan Ali, menentang golongan Ali dan Muawiyyah. Ajaran mereka adalah mereka yang melakukan dosa baik besar maupun kecil mereka dihukumi kafir, dan yang berhak mendudukuki jabatan khalifah itu bukan hanya orang orang kafin 2. Aliran/ Firqah Murji'ah Merupakan golongan yang timbul pada saat terjadinya pertikaian anatara Ali, khawarij dengan golongan muawiyyah, golongan ini bersifat netral tidak memihak salah satu golongan ini. Ajaran mereka yaitu orang yang melakukan dosa baik besar maupun kecil tidak dihukumi kafir tidak juga mukmin melainkan dikembalikan kepada Allah SWT pada hari kiamat. 3. Aliran/ Firqah Jabariyah Merupakan golongan yang timbul bersamaan dengan firqah Qodariyyah yaitu timbul karena menentang kebijakan politik bani Umayyah yang dianggap kejam. Ajaran mereka yaitu apapun yang dilakukan manusia baik dan buruk adalah terpaksa karena semua yang mengatur apa yang dilakukan manusia hanyalah Allah SWT. Jadi manusia tidak tahu apa-apa. 4. Aliran/ Firqah Qadariyah Pertumbuhan golongan ini karena peretentangan terhadap kebijakan bani Umayah yang sangat kejam. Ajaran mereka yaitu Allah itu adil maka Allah SWT akan menghukum orang orang yang berbuat jahat dan memberi kebaikan kepada orang-orang yang berbuat baik. Manusia itu bebas menentukan nasibnya sendiri dan memilih perbuatan yang baik ataupun buruk. Jika Allah SWT menentukan terlebih dahulu nasib kita maka Allah itu dzalim. Buka juga Pengertian Ilmu Kalam Secara Etimologi dan Terminologi Demikian materi tentang rangkuman sejarah muncul dan lahirnya ilmu kalam, serta aliran-aliran ilmu kalam. Jika tidak puas dengan artikel tentang sejarah ilmu kalam, buka juga materi ilmu kalam di blog ini.
Senin 14 November 2011 PERTANYAAN-PERTANYAAN DALAM BIDANG STUDY TAUHID / ILMU KALAM BESERTA JAWABANNYA. 1. BAGAIMANA CARA KITA BERTERIMA KASIH KEPADA TUHAN MENURUT MASING-MASING ALIRAN ? Jawab. ü Menurut Aliran Asy'ariyah, berterima kasih kepada Tuhan itu tidak dapat dengan Aqal, hanya dengan Wahyulah kita bisa berterima kasih kepada Tuhan.
Pengertian Ilmu Kalam – Para ahli pakar ilmu kalam menjadikan persoalan teologi sebagai pokok kajian. Membahas tentang masalah ilmu kalam, pasti lebih mengarah serta menekankan pada suatu pemikiran. Supaya bisa mempertahankan agama Islam dari berbagai anacaman dan tantangan dari kita mengetahui lebih dalam tentang ilmu kalam, alangkah baiknya baca dulu pengertian tentang filsafat ilmu. Sebagai tambahan wawasan kepada teman-teman pakar ahli kalam telah menjelaskan tentang pengertian ilmu kalam. Lalu apa itu pengertian ilmu kalam? Nah, mari kita simak artikel ini sampai Ilmu Kalamsumber umum ilmu kalam membahas suatu masalah atau topik tertentu. Secara bahasa ilmu kalam memiliki arti perkataan, sedangkan menurut istilah adalah suatu ilmu yang membahas mengenai Allah dan itu, ilmu kalam juga sering di identikkan denga ilmu tauhid dan teologiApa Pengertian Ilmu KalamIlmu kalam merupakan salah ilmu yang membahas tentang dasar-dasar agama Islam. Agar manusia tidak salah dalam memahami Islam secara menyeluruh. Serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu itu, ilmu kalam menjadi hal yang cukup penting untuk dipelajari dalam zaman ini. Bagi mereka yang ingin memperdalam ajaran telah menemukan ilmu kalam sebagai suatu ilmu yang membahas tentang ilmu ketuhanan ketauhitan. Beliau merupakan tokoh muslim yang sangat jenisu pada masa membahas tentang ketuhanan ilmu juga membahas tentang sifat-sifat Allah serta eksistensi dan zat Allah. Mulai dari masalah sesudah mati yang berlandaskan dengan dokrin Islam serta masalah yang ada di ilmu khaldun ilmu kalam ini berpijak dari rukun iman yang harus dipercayai oleh semua orang muslim. Rukun iman ini harus dibuktikan dengan cara yang rasional, agar memperoleh keselamatan di dunia dan Khaldun telah membahas bahwa ilmu kalam merupakan ilmu yang berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan iman. Dengan menggunakan dalil-dalil dari para salaf dan agli syekh Muhammad ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah serta itu, ilmu kalam juga membahas tentang risalahnya para Nabi dan Rasul, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan beliau ilmu kalam adalah ilmu yang membahas aqidah seorang yang berasal dari argumen-argumen yang rasional. Serta sebagai ilmu yang sangat erat hubunganya dengan keyakinan Ilmu Kalamsumber ilmu kalam memiliki arti strategis dalam pembentukan perabadan bangsa Indonesia dan penanaman aqidah. Adapun mempelajari ilmu kalam diantaranya sebagai berikutMewujudkan manusia agar selalu mempunyai akhlak yang mulia sebagai manifestasi dari ajaran dan ajaran nilai-nilai aqidah kemampuan dalam berfikir, memahami, serta mengajarkan kepada para murid tentang ilmu kalam. Sehingga para murid menjadi muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di aqidah melalui pengetahuan kepada para masyarakat. Sehingga bisa menjadi manusia yang terus berkembang dalam ketaqwaan dan keimanan kepada Mempelajari Ilmu Kalamsumber mempelajari ilmu tentu kita tidak akan pernah sia-sia, parti ada keutamaanya. Lalu apa keutamaan dalam mempelajari ilmu kalam? berikut diantaranyaBisa Menerapkan Amalan Secara KonsistenTentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar menyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat ilmu kalam dalam agama Islam tentu akan membuat kita tetap istiqamah dalam menjalani perintah Allah. Mengapa kita bisa istiqamah? Karrna hal ini ini sudah diperkuat dengan ilmu dasar-dasar Islam sebagai pondasi Mudah Melenceng dari Ajaran AgamaBagi manusia yang sudah mempelajari ilmu kalam tentu tidak mudah melenceng dari ajaran agama Islam. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ۗ وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَوْلِيٰۤــئُهُمُ الطَّا غُوْتُ ۙ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَArtinyaAllah adalah pelindung bagi orang-orang yang beriman, dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya iman. Adapun orang-orang kafir pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka, serta kekal di dalamnyaBisa Memperkuat Dasar Pengetehuan IslamIlmu kalam merupakan ilmu yang harus sesuai dengan realita secara objektif. Dengan itu, mempelajari ilmu kalam kita dapat mengetahui dasar-dasar ilmu agama kita tidak perlu khawatir bahkan takut dalam permasalahan ketahuitan, jika memang linier dengan Al-Qur’an. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَArtinyaSungguh kami telah mendatangkan Al-Qur’an kepada mereka yang kami jelaskan atas dasar pengetahuan. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-oran yang ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa ada perbedaan antara orang Islam dan orang kafir. Yang tidak yaqin dengan hukum pembahasan di atas dapat kita simpulan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang keyakinan seorang dengan tuhanya. Dengan menggunakan dalil Naqli dan yang Bisa Kita Ambilsumber pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan, bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang keyakinan manusia dengan tuhannya. Dengan menggunakan dalil Naqli dan disini dulu pembahasan tentang pengertian ilmu kalam, semoga bisa bermanfaat dan bisa menjadi tambahan ilmu untuk ada kesalahan dalam artikel ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya, sekian terimah lupa bantu share.
yYpE2.
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/204
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/293
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/125
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/449
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/15
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/21
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/452
  • kzz5bj4sx1.pages.dev/412
  • pertanyaan tentang ilmu kalam