Claudia Jessica Official Writer Berapa kali Yahweh YHWH menyatakan nama-Nya di dalam Alkitab? YHWH yang dimaksud bukan “Akulah Tuhan” seperti yang tertulis dalam banyak terjemahan Alkitab. Tidak, DIA mengatakan nama-Nya dengan cara yang sama seperti seseorang memperkenalkan dirinya kepada orang lain dengan namanya. Dengan cara yang sama secara berulang-ulang, Dia berkata “Akulah YHWH” di sepanjang Alkitab. Dia juga mengatakan bahwa Dia ingin nama-Nya bukan gelar TUHAN dikenal di seluruh dunia. YHWH, atau dikenal dengan sebutan Tetragrammaton, empat huruf nama Allah, bahasa Ibrani atau yhwh. Nama ini ditulis lebih dari kali diulang dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan kata “TUHAN”. Pembacaan nama ini tidak dapat dipastikan karena dilarang diucapkan dalam budaya Yahudi selama berabad-abad karena takut menyalahi. “Akulah YWHH, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.” Yesaya 428 “Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil Nama YHWH, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.” Zefanya 39 Perhatikan saat Zefanya mengatakan, “Supaya mereka semua memanggil Nama, bukan gelar “TUHAN”, tetapi “YHWH”. Jadi, Tuhan adalah gelar, bukan sebuah nama. Nama pribadi Allah dalam bahasa Ibrani terdiri dari empat huruf Y-H-W-H, seperti yang diberikan kepada Musa sewaktu Musa menanyakan siapa nama-Nya di dalam Kitab Keluaran. Nama ini sangat disegani untuk diucapkan oleh orang Ibrani atau Israel sehingga mereka hanya menggunakan kata Adonai yang artinya “tuan atau tuanku” saat membaca tulisan Yahweh di kitab suci. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata YHWH ditulis TUHAN dengan semua huruf besar, sedangkan kata Allah, dipakai untuk kata Ibrani “El” atau “Elohim”. Untuk kata sebutan “Allah” banyak istilah dalam bahasa Ibrani. Nama pribadi Allah dalam Alkitab yaitu - YHWH sebagian besar melafalkan Yahweh - Eyeh Asher Eyeh, AKU adalah AKU - YHWH Jireh, TUHAN akan mencukupi - YHWH Meakaddishkem, TUHAN yang menyucikan - YHWH Nissi, TUHAN adalah Panjiku - YHWH Rapha, TUHAN yang menyembuhkakn - YHWH Seboath, TUHAN Bala Tentara - YHWH Shalom, TUHAN sumber damai - YHWH Tsidkenu, TUHAN keselamatan kita - Yah/YHWH, AKU, TUHAN yang tidak pernah berubah, TUHAN yang swa-da Arti nama-nama Allah jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia Adonai = “tuan” atau “Tuhan”. El = “Allah yang kuat” Elohim = “Sang Pencipta yang Mahakuasa” “El” tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu karena “El” mengandung makna yang sifatnya netral. “El” juga bukan sebuah nama, namun “El” menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal, yaitu suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata “El” dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang, misalnya seperti “ha” dalam bahasa Ibrani atau “the” dalam bahasa Inggris yang konkret. EHIYEH SH’EHIYEH “AKU ADALAH AKU” versi ibrani modern untuk “EYEH ASHER EYEH.” ELOHEI AVRAHAM, ELOHEI YITZCHAK WE ELOHEI YA’AQOV, “ALLAH ABRAHAM, ALLAH ISHAK, DAN ALLAH YAKUB.” El HA-GIBBRO “ALLAH SANG PAHLAWAN” ATAU “ALLAH YANG KUAT.” EMET “KEBENARAN” E’IN SOF “TAK BERAKHIR, TAK TERHINGGA” NAMA “KABBALISTIK” UNTUK ALLAH RO’EH YISRA’EL “GEMBALA ISRAEL” HA-KADDOSH, BARUCH HU “YANG KUDUS, DIBERKATILAH DIA” KADDOSH ISRAEL “YAND KUDUS DARI ISRAEL” MELEKH HA-MELAKHIM “RAJA SEGALA RAJA” ATAU MELECH MALCHEI HA-MELACHIM “RAJA SEGALA RAJA DIRAJA” Untuk menyatakan keutamaan terhadap semua gelar penguasa di dunia. MAKOM atau HAMAKOM – HARAFIAH “TEMPAT ITU”, ARTINYA “MAHA-ADA” “OMNIPRESENT” MAGEN AVRAHAM “PERISAI DARI ABRAHAM” RIBBONO SHEL OLAM “PENGUASA SEMESTA” YHWH-YIREH YEHUWAH-YIREH “TUHAN AKAN MENYEDIAKAN” Kejadian 22 13-14. YHWH-RAFA “TUHAN MENYEMBUHKAN” Keluaran 1526. YHWH-NISSI YEHUWAH-NISSI “TUHAN PANJI-PANJI KITA” Keluaran 17 8-15. YWH-SYALOM “TUHAN KEDAMAIAN KITA” Hakim-hakim 624. YHWH-RA-AH “TUHAN GEMBALAKU Mazmur 231. YHWH-TSIDKENU “TUHAN KEBAHIKAN KITA” Yeremia 236 YHWH-SYAMAH YEHUWAH-SHAMMAH “TUHAN HADIR” Yehezkiel 4835 TZUR ISRAEL “BATU KARANG DARI ISRAEL” Baca halaman selanjutnya ⇒ Sumber jawaban channel Halaman 12Tampilkan Semua
Merekamulai mengabaikan doktrin atau ajaran yang dianggap kaku dari gereja, yaitu ajaran yang sesuai dengan firman Allah yang (Mat.6:9); 6) Yahweh merupakan nama yang Esa (Ul.6: dengan menggunakan relasi atau hubungan dengan Allah, [107] sehingga Ia akan membukakan rahasia-rahasia atau misteri yang masih belum terungkap di dalam
- Apa itu Yahudi? Apa Hubungan Yahudi dengan Israel? Nama Yahudi Ada Agama dan Suku. Berikut Asal-usul Yahudi. Yahudi merupakan istilah yang merujuk kepada sebuah agama, etnisitas, atau suku bangsa. Sebagai agama, Yahudi merujuk kepada umat yang beragama Yahudi. Berdasarkan etnisitas, Yahudi merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber, anak Ishak anak Abraham Ibrahim dan Sara, atau keturunan Suku Yehuda, berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi namun beridentitas Yahudi dari segi tradisi. Agama Yahudi merupakan kombinasi antara agama dan suku bangsa. Foto Bendera Israel berkibar di dekat Masjid Kubah Batu Al Aqsa pada 5 Desember 2017. AFP/Thomas Coex Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang tersebut menjadi Yahudi. Kemudian, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Namun, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain. 1YakubSulistyo: "Kesimpulan: 'YHWH (YAHWEH)' adalah NAMA PRIBADI yang tidak bisa diterjemahkan." "Karena Tuhan sendiri mempermasalahkan Nama Nya, agar jangan disebut dengan sembarangan, (Keluaran 20: 7), apalagi diganti-ganti dengan sembarangan dan nama sesembahan lain dilarang untuk disebut (Keluaran 23: 13)." Page 2 and 3 TUHAN SIAPAKAH NAMAMU? O L E H 4 and 5 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 10 MENGPage 6 and 7 Tuhan, Siapakah namaMu? tergilas ikPage 8 and 9 Tuhan, Siapakah namaMu? dari BiblicPage 10 and 11 Tuhan, Siapakah namaMu? bagi Shet jPage 12 and 13 Tuhan, Siapakah namaMu? pahlawan DaPage 14 and 15 Tuhan, Siapakah namaMu? Kebenaran tPage 16 and 17 Tuhan, Siapakah namaMu? Qt; yhPage 18 and 19 Tuhan, Siapakah namaMu? Dari ayat tPage 20 and 21 Tuhan, Siapakah namaMu? tidak menghPage 22 and 23 Tuhan, Siapakah namaMu? Yitskhaq daPage 24 and 25 Tuhan, Siapakah namaMu? gereja. HalPage 26 and 27 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 3 JANGAPage 28 and 29 Tuhan, Siapakah namaMu? telah menguPage 30 and 31 Tuhan, Siapakah namaMu? Yahweh untuPage 32 and 33 Tuhan, Siapakah namaMu? Jika orang Page 34 and 35 Tuhan, Siapakah namaMu? Halaman 8 pPage 36 and 37 Tuhan, Siapakah namaMu? dibenarkan Page 38 and 39 Tuhan, Siapakah namaMu? yang berkedPage 40 and 41 Tuhan, Siapakah namaMu? 15. Majlis Page 42 and 43 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 4 NAMA Page 44 and 45 Tuhan, Siapakah namaMu? Sang PencipPage 46 and 47 Tuhan, Siapakah namaMu? Pendidikan Page 48 and 49 Tuhan, Siapakah namaMu? “Siapa yaPage 50 and 51 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 5 KESALPage 52 and 53 Tuhan, Siapakah namaMu? Untuk mempePage 54 and 55 Tuhan, Siapakah namaMu? will destroPage 56 and 57 Tuhan, Siapakah namaMu? Perlu diperPage 58 and 59 Tuhan, Siapakah namaMu? Namun dalamPage 60 and 61 Tuhan, Siapakah namaMu? artinya katPage 62 and 63 Tuhan, Siapakah namaMu? menyebut pePage 64 and 65 Tuhan, Siapakah namaMu? 2. Nama-namPage 66 and 67 Tuhan, Siapakah namaMu? 4. InskripsPage 68 and 69 Tuhan, Siapakah namaMu? 6. SimalungPage 70 and 71 Tuhan, Siapakah namaMu? tanda baca Page 72 and 73 Tuhan, Siapakah namaMu? Akar kata SPage 74 and 75 Tuhan, Siapakah namaMu? Theolog IndPage 76 and 77 Tuhan, Siapakah namaMu? Allah dari Page 78 and 79 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 6 NAMA Page 80 and 81 Tuhan, Siapakah namaMu? ketika semuPage 82 and 83 Tuhan, Siapakah namaMu? Dalam Buku Page 84 and 85 Tuhan, Siapakah namaMu? menyelamatPage 86 and 87 Tuhan, Siapakah namaMu? “panggillPage 88 and 89 Tuhan, Siapakah namaMu? dalam bahasPage 90 and 91 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 7 TERDAPage 92 and 93 Tuhan, Siapakah namaMu? yang mengutPage 94 and 95 Tuhan, Siapakah namaMu? Nama Bapa tPage 96 and 97 Tuhan, Siapakah namaMu? Yokhanan / Page 98 and 99 Tuhan, Siapakah namaMu? bernubuat dPage 100 and 101 Tuhan, Siapakah namaMu? Dan jika diPage 102 and 103 Tuhan, Siapakah namaMu? memberitakaPage 104 and 105 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 9 NAMA Page 106 and 107 Tuhan, Siapakah namaMu? Jadi pemahaPage 108 and 109 Tuhan, Siapakah namaMu? Jadi ada pePage 110 and 111 Tuhan, Siapakah namaMu? bukan? MasaPage 112 and 113 Tuhan, Siapakah namaMu? Bukankah pePage 114 and 115 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 11 MENYPage 116 and 117 Tuhan, Siapakah namaMu? Namun pada Page 118 and 119 Tuhan, Siapakah namaMu? Sikap menunPage 120 and 121 Tuhan, Siapakah namaMu? Yesua haMasPage 122 and 123 Tuhan, Siapakah namaMu? Version terPage 124 and 125 Tuhan, Siapakah namaMu? kepada TuhaPage 126 and 127 Tuhan, Siapakah namaMu? BAB 12 PERTPage 128 and 129 Tuhan, Siapakah namaMu? naught, forPage 130 and 131 Tuhan, Siapakah namaMu? merupakan pPage 132 and 133 Tuhan, Siapakah namaMu? mengenal NaPage 134 and 135 Tuhan, Siapakah namaMu? Nah siapakaPage 136 and 137 Tuhan, Siapakah namaMu? yang dimaksPage 138 and 139 Tuhan, Siapakah namaMu? 7. Itu khanPage 140 and 141 Tuhan, Siapakah namaMu? 9. Apakah kPage 142 and 143 Tuhan, Siapakah namaMu? KebingunganPage 144 and 145 Tuhan, Siapakah namaMu? Contoh UsPage 146 and 147 Tuhan, Siapakah namaMu? Qt; yhPage 148 and 149 Tuhan, Siapakah namaMu? disebut / dPage 150 and 151 Tuhan, Siapakah namaMu? orang buta Page 152 and 153 Tuhan, Siapakah namaMu? Haleluyah dPage 154 and 155 Tuhan, Siapakah namaMu? Kalau EmpatPage 156 and 157 Tuhan, Siapakah namaMu? 17. Bapak uPage 158 and 159 Tuhan, Siapakah namaMu? Anda datangPage 160 and 161 Tuhan, Siapakah namaMu? bahasa IbraPage 162 and 163 Tuhan, Siapakah namaMu? 22. Coba buPage 164 and 165 Tuhan, Siapakah namaMu? mungkin sepPage 166 and 167 Tuhan, Siapakah namaMu? a. Kitab SuPage 168 and 169 Tuhan, Siapakah namaMu? Allah itu bPage 170 and 171 Tuhan, Siapakah namaMu? “MempersePage 172 and 173 Tuhan, Siapakah namaMu? NamaNya disPage 174 and 175 Tuhan, Siapakah namaMu? seperti pemPage 176 and 177 Tuhan, Siapakah namaMu? DAFTAR PUST Pertama Teologi Tentang TUHAN dalam rencana-Nya. Tokoh utama (Rut dan Naomi) menunjukkan keyakinan yang dalam pada Tuhan. Oleh sebab itu, pembaca Kitab Rut, harus melihat keutamaan TUHAN dalam kisah ini. Nama "Yahweh" muncul 18 kali dalam kitab ini.[7] orang kristen selalu mempermasalahkan pemakaian nama ALLAH yg digunakan oleh muslim, mereka mengatakan bahwa nama ALLAH adalah nama yg baru muncul ketika muhammad mengaku sbg nabi dg kata lain mereka ingin mengatakan bahwa ALLAH adalah tuhannya orang2 atau umat muhammad saja dan di waktu sebelum muhammad mengklaim sebagai nabi tidak ada satupun yg mengenal nama ALLAH dan ada pula yg mengatakan bahwa ALLAH adalah nama yg diadopsi oleh muhammad dari nama berhala orang arab dewa bulan dewa air dst. ketika ditanya, apakah kalian mempunyai bukti atas pernyataan tsb? mereka tidak dapat menunjukan bukti2 yg kuat dan jika ada bukti yg mereka tunjukan itupun dapat dengan mudah terbantahkan dan dipatahkan. dan mereka mengklaim bahwa YAHWEH lah nama tuhan yg benar. sebenarnya, jika pernyataan2 tsb dilontarkan oleh orang2 kristen yg ada di indonesia tentulah pernyataan2 tsb tidak tepat, lantas siapa nama tuhannya orang kristen jika mereka mengatakan bahwa nama ALLAH adalah nama tuhan yg baru ada ketika muhammad berumur 40 tahun? lantas mengapa mereka menggunakan nama ALLAH dalam menerjemahkan nama tuhan di dalam Alkitab mereka? dan kenapa mereka tidak menggunakan nama YAHWEH? apakah mereka ingin mengakui bahwa nama tuhan mereka mengikut2 atau mengadopsi dari nama tuhannya orang muslim? kata YAHWEH itu bukan bahasa Ibrani, tidak ada orang Ibrani Asli menyebut nama YAHWEH. Kata YAHWEH justru berasal dari theolog Eropa abad 16, bukan orang Ibrani. Saya jamin, gereja-gereja yang mewajibkan umat-nya menyebut nama YAHWEH, para pendetanya tidak pernah belajar bahasa Ibrani dengan benar, dan mereka tidak paham bahasa Ibrani. kata YAHVEH atau YAHWEH bukanlah kata Ibrani. Pengucapan YAHVEH dipopulerkan di tahun 1567 oleh Genebrardus dengan penulisan IAHVE, JAHVE Chronographia, Paris, 1567. Berdasarkan penelitian, Genebrardus meminjam istilah Klemens dari Alexandria, kalangan Platois Gnostik, ejaan Yunani dari nama dewa Zeus yaitu IAOVE, yang juga dikenal sebagai JOVE, dewa Yupiter bangsa Romawi. Guna mendukung penemuan ini, Genebrardus mengutip Alkitab Samaria yaitu kata IABE, mengubahnya menjadi YABE, dan terakhir mengubah B menjadi V sehingga tertulis YAVE. Tinggal menyesuaikan dengan empat huruf sakral yakni menambah dua huruf H di tengah dan di akhir kata, jadilah YAHVEH Reff. , saya kutip sebagian …. Yahweh is not the name of the true Jewish God. This name was invented modernly by Benedictine Gilbertus Genebrardus between 1550-1567. Genebrardus became the champion of the Samaritan Bible’s name for God. He extracted YaBe, changed the “B” to a “V” and produced YaVe, which as we can see is the same thing of the gnostics and neo-platoist Clement–Iao-ve, Epiphanius–Iave, Theodoret–Iabe! By adding the “h” he formed YaHveH and at last YaHweH as it is now spelled. It is interesting to note that not in Clement, Origen, Epiphanius, or Theodoret, was there an attempt to reconcile these names of pagan gods with a tetragrammation name of YHVH. Genebrardus did not try his hand at alphabet soup concerning the name of God until he translated the works of Origen and there he found the name of God issue and modernized the spelling. What has plagued this name Yahweh is the “Yah” portion that cannot be separated from paganism….. Kami menghormati nama Allah yang mana saja, YHVH, YHWH, YAHWEH, YEHOVAH, KURIOS, THEOS, ELOAH, ELOHIM, EL, ELAH, ELAHA, ALLAH, dll. Ketika “nama ALLAH” dipermasalahkan, kita harus mengerti apakah kata ALLAH identik dengan Allah umat muhammad saja? apakah itu nama berhala? Dalam naskah bahasa asli Alkitab kita Perjanjian Lama tertulis BESYUM ELAH YISRA’EL” yg artinya Dalam Nama Allah Israel. di Ezra 51. Dalam Ezra 614 juga tertulis ” אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל – ELAH YISRA’EL” Allah Israel. Ezra 51 LAI-TB, Tetapi nabi Hagai dan Zakharia bin Ido, kedua nabi itu, bernubuat terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan di Yerusalem dalam nama Allah Israel, yang menyertai mereka. KJV, Then the prophets, Haggai the prophet, and Zechariah the son of Iddo, prophesied unto the Jews that were in Judah and Jerusalem in the name of the God of Israel, even unto them. Hebrew, וְהִתְנַבִּי חַגַּי נְבִיאָה וּזְכַרְיָה בַר־עִדֹּוא נְבִיאַיָּא עַל־יְהוּדָיֵא דִּי בִיהוּד וּבִירוּשְׁלֶם בְּשֻׁם אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל עֲלֵיהֹון׃ ס Translit, VEHITNABI KHAGAY NEVIYAH UZEKHARYAH VAR-IDO NEVIYAYA AL-YEHUDAYE DI VIHUD UVIRO’USYLEM BESYUM ELAH YISRA’EL ALEIHON Kalimat ini tertera dalam Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam aksara Ibrani dengan pengertian bahasa Aram, bahasa yang notabene merupakan induk bahasa Arab. Dalam dialek bahasa Arab, kalimat itu dibaca “Bismilah” yg artinya Dalam Nama Allah/BESYUM ELAH Ezra 614 LAI-TB, Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia. KJV, And the elders of the Jews builded, and they prospered through the prophesying of Haggai the prophet and Zechariah the son of Iddo. And they builded, and finished it, according to the commandment of the God of Israel, and according to the commandment of Cyrus, and Darius, and Artaxerxes king of Persia. Hebrew, וְשָׂבֵי יְהוּדָיֵא בָּנַיִן וּמַצְלְחִין בִּנְבוּאַת חַגַּי נְבִיאָה וּזְכַרְיָה בַּר־עִדֹּוא וּבְנֹו וְשַׁכְלִלוּ מִן־טַעַם אֱלָהּ יִשְׂרָאֵל וּמִטְּעֵם כֹּורֶשׁ וְדָרְיָוֶשׁ וְאַרְתַּחְשַׁשְׂתְּא מֶלֶךְ פָּרָס׃ Translit, VESA’VEI YEHUDAYE BANAYIN UMATSLEKHIN BINVU’AT KHAGAI NEVIYAH UZEKHARYAH BAR-IDO UVENO VESYAKHLILU MIN-TA’AM ELAH YISRA’EL UMITEM KORESY VEDARYAVESY VE’ARTAKHSYASTE MELEKH PARAS Naskah Perjanjian Lama dalam kitab Daniel juga berbahasa Aram, menggunakan nama “Allah” dalam dialek Aramaic אֱלָהָא – ELAHA’ suffix “A” dalam bahasa Aram adalah definite article, sbb Daniel 220 LAI-TB, Berkatalah Daniel Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! KJV, Hear, O Israel The LORD our God is one LORD Hebrew, עָנֵה דָנִיֵּאל וְאָמַר לֶהֱוֵא שְׁמֵהּ דִּי־אֱלָהָא מְבָרַךְ מִן־עָלְמָא וְעַד־עָלְמָא דִּי חָכְמְתָא וּגְבוּרְתָא דִּי לֵהּ־הִיא׃ Translit, ANEH DANIYE’L VE’AMAR LEHEVE’ SYEMEH DI-ELAHA’ MEVARAKH MIN-ALMA’ VE’AD-ALMA’ DI KHAKHMETA’ UGEVURETA’ DI LEH-HI’ “אלוה – ELOAH” Ibrani, אֱלָהָא – ELAHA’ atau אֱלָהּ – ELAH Aram, dan الله – ALLAH Arab memiliki akar kata yang sama. Ibrani alef – lamed – he’, Aram alap – lamad – he’, dan Arab alif – lam – haa. Pengucapannya mirip, asal bahasanya tidak jauh beda karena sama-sama rumpun Semitik, akar katanya. Lihat Artikel “ALEF – LAMED”, di EllenKristi, dalam bukunya yang berjudul "BUKAN ALLAH, TAPI TUHAN" (Borobudur Indonesia Publishing: 2008), mengajak kaum Kristen untuk secara tegas menyebut nama Tuhan mereka dengan "Yahweh", bukan menerjemahkan nama Tuhan "YHWH" dengan "TUHAN" seperti yang dilakukan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) selama ini.
Abstract Tak pelak lagi pada masa-masa ini banyak kesesakan yang dialami oleh orang Kristen. Terbatasnya pengenalan akan nama Allah yang berkuasa merupakan salah satu penyebab orang Kristen jadi undur imannya kepada Tuhan. Sebagaimana Allah telah mendampingi Israel dalam masa kesesakan yang sangat di Mesir dan menyatakan Nama Diri Allah sebagai Allah yang Maha Kuasa, maka Allah yang sama yang menyatakan nama-Nya kepada Musa juga akan menguatkan umat-Nya pada masa kini. Allah menyatakan nama-Nya kepada Musa sebagai agen yang diutus Allah untuk meneguhkan umat-Nya, menyatakan bahwa Israel adalah umat kepuinyaan-Nya sendiri. Nama YHWH menyatakan bahwa Diri-Nya ada dan berkuasa untuk membebaskan umat-Nya. YHWH adalah Allah yang telah menyertai nenek moyang mereka dan setia kepada perjanjian-Nya. Dan karena itu YHWH menuntut respos umat untuk mengingat nama itu selama-lamanya dan menyebut nama-Nya secara turun-temurun. Melalui pengenalan akan nama Allah yaitu Yahweh yang selalu Ada dan berkuasa itu maka umat Kristen masa kini bahkan akan menjadi lebih tahan dalam masa kesesakan karena Allah selalu ada dalam hidup umat sampai during these times many tribulations are experienced by Christians. Limited knowledge of the name of God who is in power is one of the reasons why Christians are withdrawing from their faith in God. Just as God had accompanied Israel in a time of great distress in Egypt and revealed God's Name as Almighty God, then the same God who revealed His name to Moses would also strengthen His people today. God revealed His name to Moses as an agent sent by God to strengthen His people, stating that Israel was His own people. The name YHWH states that He exists and has the power to deliver His people. YHWH is a God who has accompanied their ancestors and is faithful to His covenants. And because of that YHWH demands the respect of the people to remember that name forever and chant His name for generations. Through the knowledge of God's name, Yahweh, who is always there and in power, Christians today will even be more resilient in times of distress because God is always in the lives of people until maranatha.Setelah Bharada E ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, ada beberapa fakta yang terungkap.. Salah satu fakta yang terungkap dalam kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J ini terkait Irjen Ferdy Sambo.. Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik. Asal Mula Nama Yahweh yang Mulai Terungkap Oleh ARCHA Aktifis Al-Qur’an bercerita tentang pertemuan nabi Musa dengan Tuhan, ketika beliau keluar dari negeri Madyan untuk kembali ke Mesir. Di perjalanan, Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa. Al-Qur’an memuat kisah ini dalam 2 rangkaian ayat yaitu pada [QS 2829-30] dan [QS 20 9-14] [2829] Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.[2830] Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, diserulah dia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam innii anaa allaahu rabbu al’aalamiina[209] Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? [2010] Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya “Tinggallah kamu di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu”. [2011] Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil “Hai Musa. [2012] Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. [2013] Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. [2014] Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau’budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii. Secara jelas Al-Qur’an menginformasikan bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan nama Allah’ yang tiada ilah’ selain diri-Nya. Informasi ini menunjukkan bahwa nama tersebut merupakan proper name dari Tuhan, bukan suatu istilah atau nama jabatan. Kita menemukan catatan alkitab terhadap peristiwa yang sama pada kitab Keluaran 32-14, dengan gaya bahasa yang sangat manusiawi’ dan sedikit agak complicated’ Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” . Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya “Musa, Musa!” dan ia menjawab “Ya, Allah.” Lalu Ia berfirman “Janganlah datang dekat-dekat tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Lagi Ia berfirman “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan TUHAN berfirman “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu firman-Nya “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” Lalu Musa berkata kepada Allah “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Dalam rangkaian cerita ini terlihat pemakaian istilah untuk Tuhan dengan bermacam-macam sebutan Malaikat TUHAN, Allah dan TUHAN. Dalam terminologi Kristen, kata Allah adalah nama jabatan, sedangkan kata TUHAN merupakan terjemahan dari nama diri YHWH sebagian Kristen melafadzkannya dengan Yahweh, sebagian lain Yehova atau Jehova. Tidak jelas apakah ketika Tuhan akan bertemu dengan Musa, malaikatnya mempersiapkan jalan’ terlebih dahulu, lalu baru Tuhan muncul dan menyapa Musa, dan agak aneh juga ketika Musa menjawab ya Allah’, maksudnya tentunya ya Tuhan’ untuk menunjukkan bahwa Musa sudah mengerti yang menyapanya adalah Tuhan, dan dialog nggak nyambung’ kembali terjadi ketika Tuhan melanjutkan dengan Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub’, tentunya ini diartikan Akulah Tuhan dari nenek-moyangmu sebelumnya’. Lagi-lagi dialog ini terlihat tidak nyambung karena dari jawabannya, Musa sudah mengetahui bahwa yang menyapanya adalah Tuhan, artinya Musa tentu memahami kalau Tuhan tersebut juga merupakan Tuhan dari nenek-moyangnya, kecuali kalau Musa memang belum mengerti. Setelah Tuhan menjelaskan siapa diri-Nya dan melanjutkan adanya perintah agar Musa untuk menyelamatkan kaumnya dari siksaan Fir’aun di Mesir, Musa terkesan ragu dan keraguannya tersebut bukan terkait dengan Fir’aun yang akan dihadapi, tapi justru ditujukan kepada kaumnya sendiri, Musa mengatakan apabila aku mendapatkan orang Israel’ menunjukkan prediksi dia bahwa amanat yang akan dia lakukan akan mendapat tantangan dari kaum Israel sendiri, dan tantangan tersebut terkait dengan siapa yang menyuruh Musa’. Kembali dialog terlihat aneh karena Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia adalah Tuhannya nenek-moyang Musa sekaligus merupakan Tuhan dari kaum Israel yang akan diselamatkan, lalu mengapa Musa masih meragukan sikap dari kaumnya sendiri..??. Sebagian tafsir Kristen mengungkapkan perkataan Musa selanjutnya soal pertanyaan tentang nama Tuhan “mah shemo?” [siapakah nama-Nya]. Dalam tata bahasa Ibrani, untuk menanyakan sesuatu atau seseorang, biasanya digunakan bentuk tanya “mi?” Namun penggunaan kata “ma” , bukan hanya bermaksud menanyakan nama secara literal namun hakikat atau pribadi dibalik nama itu. Lalu Tuhan menjawab Aku adalah Aku’ dan Akulah Aku yang mengutus kamu’. Lebih lanjut penafsiran dari link tersebut “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan, “AKU ADALAH AKU”. Terjemahan ini tidak tepat. Jika “AKU ADALAH AKU”, seharusnya teks Ibrani tertulis “Anokhi hayah Anokhi”. Kata “EHYEH”, merupakan bentuk kata kerja imperfek [menyatakan sesuatu yang sedang berlangsung atau belum selesai] dari akar kata “HAYAH”. G. Johanes Boterweck dan Helmer Ringren dalam Theological Dictionary of The Old Testament menjelaskan, bahwa kata “Hayah” digunakan dalam Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan opsi sbb {1} “Exist, be Present” [Ada, Hadir] {2}”Come into Being” [menjadi] {3} Auxilaries Verb [kata kerja bantu][f2]. DR. Harun Hadiwyono dalam bukunya Iman Kristen, menyatakan bahwa kata “Ehyeh” bermakna “Aku Berada” . Namun saya lebih cenderung menerjemahkannya menjadi “AKU [AKAN] ADA”. Penafsiran tersebut menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyatakan nama diri-Nya, hal ini berbeda dengan informasi Al-Qur’an yang menyatakannya dengan jelas bahwa Tuhan yang dimaksud adalah Allah. Penyebutan nama Tuhan berdasarkan Al-Qur’an tersebut juga bukan berasal dari pertanyaan Musa yang ragu akan sikap kaumnya, tapi merupakan inisiatif’ Tuhan sendiri. Al-Qur’an mencatat kekhawatiran Musa tertuju kepada Fir’aun, bukan kepada sikap kaumnya [2045] Berkatalah mereka berdua “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”. [2046] Allah berfirman “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. Alkitab melanjutkan cerita bahwa pengenalan nama Tuhan dilakukan setelah Musa dan Harun menghadap Fir’aun dan meminta agar dia membebaskan kaum Israel dari penindasan, lalu Fir’aun bereaksi mempersulit pekerjaan kaum Israel Keluaran 56-19 sehingga membuat Bani Israel berbalik menyalahkan Musa Keluaran 520-21 lalu akibatnya Musa memprotes’ Tuhan Keluaran 5 22-23. Setelah itu Tuhan menjanjikan bahwa Dia akan menaklukkan Fir’aun Keluaran 61 lalu dilanjutkan dengan proklamasi’ nama Tuhan secara berulang-ulang Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa “Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku. Sebab itu katakanlah kepada orang Israel Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN.” Kata TUHAN merupakan terjemahan dari YHWH, suatu nama yang dianggap merupakan nama diri Tuhan dalam kekristenan. Kisah ini menjelaskan bahwa jawaban Tuhan sebelumnya atas keraguan Musa terhadap umatnya tidak bekerja dengan efektif, pernyataan Aku adalah Aku’ tidak bisa meyakinkan orang-orang Israel begitu mereka mendapat tekanan dari Fir’aun sehingga Tuhan kembali menjelaskan siap diri-Nya dengan menyatakan nama dirinya YHWH, lalu dilanjutkan dengan janji-janji bahwa kaum Israel yang mau mengikuti Musa akan dibebaskan dari perbudakan dan diberikan negeri yang dijanjikan kepada nenek-moyang mereka. Ada satu pernyataan yang menarik disini, ketika Tuhan menegaskan bahwa nama YHWH tersebut belum dinyatakan kepada Abraham, Ishak dan Yakub sekalipun Tuhan telah membuat perjanjian dengan mereka. Lalu dengan memakai nama apa Tuhan membuat perjanjian..?? Katakanlah ada 2 pihak membuat perjanjian, seharusnya masing-masing pihak mencantumkan nama jelas yang menunjukkan identitasnya, lalu keduanya membubuhkan tanda-tangan diatas materai sebagai suatu ikatan yang mengikat bagi masing-masing. Sangat aneh kalau ada salah satu pihak tidak mencantumkan nama jelasnya, itu bukanlah suatu perjanjian. Dan lebih hebatnya lagi, kaum Israel tetap tidak mempercayai nama yang disampaikan Musa Keluaran 69 Alkitab memuat informasi simpang-siur tentang kapan nama YHWH pertama kali diperkenalkan, saya sudah menulisnya disini Persoalan ini memunculkan banyak teori dari kalangan Kristen sendiri, dan tidak ada satu pihakpun yang bisa memastikan mana dari pendapat mereka yang benar. Teori pertama, dikemukakan oleh John Menurutnya, para Patriakh atau leluhur Israel, belum mengenal nama Yahweh. Mereka hanya mengenal nama El Shaday. Nama Yahweh baru diungkapkan melalui Musa. Nama Yahweh diambil dari suku Keni dan Midian yang sudah tinggal lama di Horeb. Kemudian nama Yahweh diadopsi menjadi nama bagi Tuhan Israel. Teori kedua, dikemukakan oleh Thomas Scott dan Robert Jamieson. Menurutnya, ungkapan dalam Keluaran 63, bukan suatu pernyataan melainkan suatu bentuk pertanyaan, sehingga menghasilkan bentuk kalimat, “Namun dengan Nama-Ku Yahweh, belumkah/tidakkah Aku memperkenalkan diri pada mereka?”. Teori ketiga dari Henry Cowles. Dia menjelaskan bahwa Keluaran 63 merupakan kehadiran pewahyuan secara khusus mengenai nama Yahweh, namun bukan berarti untuk pertama kalinya nama Yahweh itu didengar oleh para leluhur Israel. Si penulis lalu menyatakan keberpihakannya kepada teori ketiga dengan menyatakan Beberapa kesimpulan penting yang dapat kita peroleh dari kajian singkat ini adalah Pertama, nama Yahweh sudah dikenal sejak zaman Adam [Kej 27], Enos [Kej 426] dan leluhur Israel Namun pada zaman Abraham, Yitshaq dan Yakob, sebutan El Shadai lebih populer dan familiar untuk menyebut nama Yahweh. Kedua, nama Yahweh disingkapkan secara definit dan ekslusif pada Musa demi tugas perutusannya. Nama Yahweh dihubungkan sebagai nama yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, nama yang dihubungkan sebagai pemberi Torah bagi Israel. Ketiga, makna kata “tidak” atau “belum” dalam Keluaran 62, bukan bermakna bahwa nama Yahweh sama sekali tidak dikenal. Merujuk pada pengalaman Hagar, yang menamakan Yahweh yang memberi air di padang gurun, sebagai El Roi, maka nama Yahweh sesungguhnya telah dikenal namun lebih familiar dengan sebutan-sebutan pengganti, untuk mensifatkan karakter dan karya-Nya. Dalam diskusi dengan penulis yang bersangkutan, saya menerima jawaban mengapa sampai nama YHWH tersebut tidak familiar dan populer pada jalan manusia sebelum Musa, jawabannya adalah ”Karena manusia semakin jauh terpisah dari Tuhan Kej 324 maka bukan hanya mengakibatkan disorientasi hubungan personal dengannya melainkan pengetahuan mengenai nama pribadinya”. Ini jelas merupakan alasan yang kembali menimbulkan tanda-tanya 1. Karena Kejadian 324 menceritakan Adam dan Hawa, kalau alasan tersebut yang dipakai maka seharusnya pihak yang lupa’ dengan nama Tuhannya adalah Adam dan Hawa, namun pada Kejadian 41 justru Hawa-lah yang dinyatakan menyebut nama tersebut. 2. Kalau terkait dengan soal popularitas maka tentunya harus dijelaskan berapa banyak manusia sebelum jaman Musa yang bertindak jauh dari Tuhan dan berapa banyak yang merupakan hamba-Nya yang taat. Hal ini tidak bisa digeneralisir karena toh nama YHWH dikatakan sudah dikenal. Jelas alasan yang dikemukakan sangat lemah, dan teori-teori yang muncul disekitar simpang-siur informasi kapan nama YHWH tersebut pertama kali diperkenalkan tetap menjadi tanda-tanya… Asal-mula nama YHWH dan temuan Arkeologi Dari persepektif Islam, akan muncul pertanyaan ” Kalau Al-Qur’an menyatakan nama tersebut adalah Allah’ sedangkan alkitab menjelaskan nama YHWH, lalu darimana asalnya nama YHWH tersebut..??”. Indikasi tentang asal-mula nama ini bisa kita dapatkan pada temuan arkeologi berupa prasasti yang dibuat dijaman Fir’aun Amenhotep III Prasasti Amenhotep III Diperkirakan prasasti tersebut dibuat tahun 1400 BC pada pemerintahan Fir’aun Amenhotep III. Fir’aun ini termasuk salah seorang raja Mesir dari generasi ke-18, yaitu suatu generasi raja-raja Mesir yang berhasil melakukan perluasan wilayah kekuasaan menyebar sampai ke wilayah Syria dan Palestina sehingga terbuka kemungkinan untuk berinteraksi dengan suku-suku nomaden yang mendiami wilayah tersebut. Orang Mesir menjuluki suku-suku nomaden tersebut dengan Shahu’. Al-Qur’an dan alkitab mengindikasikan bahwa Shahu ini merupakan kelompok-kelompok penyembah berhala [QS 7138] dan Keluaran 2323-24. Prasasti tersebut mengidentifikasi salah satu Shahu yang berada diwilayah Palestina dengan sebutan the land of the Shasu of Yahweh’. Terdapat beberapa analisa dari para arkeolog soal nama ini Now let us draw some conclusions regarding the Land of the Shasu of Yahweh. Since no geographical term that is anything like Yahweh has been identified, this suggests that the hieroglyphic phrase t3 sh3sw ya-h-wa should be translated as “the land of the nomads who worship the God Yahweh” rather than as “the land of the nomads who live in the area of Yahweh.” In addition, the fact that no geographical term anything like Yahweh has been identified also strengthens the likelihood that the words ya-h-wa in the Soleb and Amarah texts are indeed early mentions of the God of Israel. Sekarang mari kita menarik beberapa kesimpulan tentang Tanah Shasu Yahweh. Karena tidak ada istilah geografis yang sesuatu seperti Yahweh telah diidentifikasi, hal ini menunjukkan bahwa frase sh3sw hiroglif ya t3-h-wa harus diterjemahkan sebagai “tanah suku nomaden yang menyembah TUHAN,” daripada sebagai “tanah suku nomaden yang tinggal di daerah Yahweh. “Selain itu, fakta bahwa tidak adanya istilah geografis yang mengidentifikasikan Yahweh juga memperkuat kemungkinan bahwa kata-kata ya-h-wa dalam teks Soleb dan Amarah memang awal menyebutkan dari Allah Israel. Para ahli tersebut berusaha untuk memunculkan istilah Yahweh’ tersebut bukan merujuk kepada nama suatu tempat, tapi merupakan nama sesembahan dari suku nomaden tersebut. Amnehotep III berkuasa tahun 1390 – 1352 BC, jauh sebelum masa pemerintahan Ramses II dan Meneptah, berkuasa tahun 1279 – 1203 BC, yang merupakan Fir’aun yang diindikasikan sebagai masa hidupnya nabi Musa dan peristiwa eksodus sesuai informasi alkitab. Penyebutan nama tersebut memunculkan beberapa pertanyaan terkait dengan beberapa hipotesa tentang nama Yahweh dalam Perjanjian Lama 1. Berdasarkan alkitab, nama Yahweh belum diperkenalkan sebelum peristiwa eksodus, lalu darimana suku nomaden penyembah berhala yang hidup di Palestina mengenal nama tersebut..?? 2. Kalau dipakai hipotesa yang lain yang menyatakan bahwa nama tersebut sudah diperkenalkan namun tidak populer karena manusia yang hidup telah terpisah dari Tuhan , lalu mengapa justru nama Yahweh lebih populer dikenal dari suatu suku nomaden penyembah berhala dan bukan didapatkan dari orang-orang Israel yang hidup ditengah-tengah bangsa Mesir sebagai budak..?? Fakta-fakta tersebut memunculkan suatu kemungkinan bahwa nama Yahweh sebenarnya berasal dari nama berhala yang disembah oleh suatu Shasu diwilayah Palestina, lalu orang-orang Israel yang diselamatkan Musa menyeberang ke wilayah tersebut mengadopsi nama itu menjadi nama Tuhan. Apakah ini mungkin terjadi..?? Kedegilan Bangsa Israel Kita harus terlebih dahulu mengungkapkan bagaimana sebenarnya perilaku kaum Israel pengikut nabi Musa ini. Alkitab menceritakan bahwa karakter mereka yang suka membangkang dan tidak tahu berterima-kasih, termasuk kecenderungan untuk menciptakan Tuhan selain Apa yang disembah oleh nabi Musa. Baru saja mereka diselamatkan dari bangsa Mesir dan menyeberang lautan, mereka mulai bertingkah banyak menuntut kepada Musa, bahkan ketika Musa tidak bersama mereka 40 hari karena sedang berada diatas bukti Sinai, mereka membuat patung sapi dari emas lalu menyembahnya, sehingga Musa sampai marah dan membanting loh-loh batu berisi hukum-hukum Taurat yang didapatnya dari Tuhan. Kerepotan Musa terhadap kelakuan kaumnya ini tercatat pada Kejadian 15 s/d 20 dan Kejadian 32. Sampai akhirnya Tuhan dan Musa sendiri menyatakan prediksi’ tentang masa depan bangsa ini Ini kata Tuhan pada Ulangan 3116-18 TUHAN berfirman kepada Musa “Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka. Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita? Tetapi Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka yakni mereka telah berpaling kepada allah lain. Ini kata Musa seperti yang tercatat pada Ulangan 3124-29 Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, maka Musa memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, demikian “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau. Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati. Suruhlah berkumpul kepadaku segala tua-tua sukumu dan para pengatur pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang berikut kepada mereka dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap mereka. Sebab aku tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan menyimpang dari jalan yang telah kuperintahkan kepadamu. Sebab itu di kemudian hari malapetaka akan menimpa kamu, apabila kamu berbuat yang jahat di mata TUHAN, dan menimbulkan sakit hati-Nya dengan perbuatan tanganmu.” Bahkan sampai dijaman Yesus Kristus, alkitab mencatat kelakuan bangsa Israel ini melalui kecaman Yesus terhadap mereka, seperti yang ada dalam Matius 2313-36 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karen…a kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh, dan berkata Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? Sebab itu, lihatlah, Aku coba diganti dengan Allah mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!” Informasi ini menunjukkan bahwa keingkaran bangsa Israel terhadap nabi-nabi mereka terjadi terus-menerus mulai dari jaman Musa sampai ke jaman Yesus Kristus. Indikasi alkitab tentang kelakuan bangsa Israel ini dikonfirmasi oleh Al-Qur’an [7138] Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan berhala”. Musa menjawab “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui sifat-sifat Tuhan”. [7139] Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. Informasi dari alkitab dan Al-Qur’an ini membuka peluang bahwa masuknya Tuhan selain apa yang diajarkan kepada bangsa ini merupakan suatu keniscayaan, bahwa suatu waktu ketika Musa telah meninggal, maka bangsa Israel akan menyembah Tuhan yang lain. Lalu bagaimana cara menjelaskan mengapa nama Yahweh ini bisa masuk kedalam Perjanjian lama..?? Terdapat penelitian para ahli alkitab yang menyatakan bahwa 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama yang disebut sebagai Taurat/Pentateuch yang semula diklaim ditulis oleh Musa, merupakan hasil tulisan banyak orang yang dilakukan setelah Musa, sekalipun sebagian isinya memang merupakan ajarannya. Kitab yang berisi informasi tentang pertemuan Musa dengan Tuhan yang memunculkan nama Yahweh bukan tidak mungkin berasal dari orang-orang Israel setelah kematian Musa yang diprediksi sendiri oleh Musa akan melakukan penyimpangan terhadap apa yang sudah diajarkannya. Secara umum Documentary Hypothesis adalah teori yang mengatakan bahwa 5 kitab pertama dalam Alkitab Pentateukh tidak ditulis oleh seorang penulis, melainkan dikumpulkan dan diedit dari karya-karya lainnya oleh beberapa orang penulis. Sebagaimana halnya sebuah catatan sejarah, isi dan arah informasi yang terdapat didalamnya selalu terkait dengan kepentingan siapa yang menulisnya. Ketika bangsa Israel memasukkan nama Yahweh kedalam Taurat mereka, maka mereka memperkirakan akan munculnya pertanyaan dari orang-orang ”Mengapa nama tersebut tidak pernah disebut oleh nenek-moyang kita sebelumnya..??”, terlihat kesan bahwa ayat yang berbunyi tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri’ sengaja dicantumkan untuk mengantisipasi pertanyaan ini. Namun penulis yang lain kemungkinan ingin memuat bahwa nama ini sudah dikenal dan disebut oleh nenek-moyang mereka karena nama Tuhan yang tidak dikenal sebelumnya dan tiba-tiba muncul pada jaman Musa terlihat tidak begitu meyakinkan, lalu sipenulis tersebut memunculkan penyebutan nama tersebut pada Kejadian 27 dan 426. Kelakuan bangsa Israel ini terhadap kitab mereka makin memperjelas bahwa apa yang mereka buat merupakan suatu kitab sejarah yang tambal-sulam. Berdasarkan urut-urutan penjelasan diatas mulai penjelasan alkitab dan Al-Qur’an tentang peristiwa pertemuan Musa dengan Tuhan, pengungkapan beberapa hipotesa terhadap kapan pertamakali munculnya nama Yahweh, temuan dan analisa prasasti Amenhotep III, informasi kedegilan bangsa Israel, pendapat ilmiah tentang sipenulis Taurat/Pentateuch, maka kita bisa menarik suatu benang merah akan kemungkinan nama Yahweh tersebut merupakan nama yang dimunculkan belakangan oleh bangsa Israel, diadopsi dari suatu nama berhala yang disembah oleh sebuah kaum nomaden di wilayah Palestina.. Sumber Dishare Oleh Ujewongkito
Adafakta-fakta unik yang baru terungkap di pertemuan Jokowi dengan orang terkaya di dunia ini. Pertemuan keduanya sudah dipersiapkan sejak delapan bulan lalu. "Sebenarnya ngomongnya sudah lama, sudah dari delapan bulan yang lalu, tapi sebenarnya omongannya beda-beda. Sempat ngomong Space-X dan Tesla," kata Direktur TBS Energi Utama Pandu
Dalam dunia Kristen saat ini terlihat ada gelombang pemikiran baru menyangkut tentang nama diri dari Tuhan. Sumber permasalahannya ternyata bukan datang dari ajaran diluar Kristen, namun merupakan reaksi dari kebingungan penganut Kristen sendiri tentang catatan nama Tuhan yang ada dalam Alkitab, baik berupa bahasa aslinya, maupun terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Intinya, tulisan tersebut berusaha untuk mengembalikan nama diri Tuhan yang dianggap telah keliru arti kembali menjadi Yahweh YHWH. Saya sendiri tidak berminat ikut campur’ memperdebatkan kata ataupun istilah Allah, Tuhan, Yahweh’ sesuai fokus dalam tulisan pada website tersebut. Saya mencoba lebih memfokuskan diri kepada pertanyaan besar 1. KAPAN NAMA YHWH/YAHWEH’ SEBAGAI NAMA DIRI TUHAN PERTAMA KALI DIPERKENALKAN..?? Dalam Perjanjian Lama tercantum keterangan Kel 62 6-1 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa “Akulah TUHAN. Kel 63 6-2 Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri. Kata TUHAN’ berasal dari Bahasa aslinya Yahweh’ atau YHWH’ yang tertulis dalam sumber Perjanjian Lama berbahasa Ibrani. Untuk penjelasan lebih lengkap, anda bisa membacanya pada website ini Maka ayat tersebut bisa dijelaskan bahwaTuhan telah berbicara/berfirman kepada Musa, sebagai pihak yang dipercaya umat Kristen menulis 5 Kitab pertama dalam Perjanjian Lama, memberitahukan bahwa nama-Nya adalah YHWH/Yahweh’ sebagai nama diri, sekaligus dinyatakan orang-orang sebelum itu belum mengenal nama diri tersebut. Namun si penulis yang sama mengaku hal yang berbeda Kej 426 Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN. Set adalah anak dari Adam dan Hawa, dan nama diri Tuhan, yaitu YHWH/Yahweh’ mulai dikenal orang pada jaman anak dari Set, bernama Enos lahir. Bunyi ayat tersebut jelas menerangkan kapan nama YHWH/Yahweh’ pertama kali diperkenalkan yang digaris-bawahi. Disini muncul pertanyaan Mana dari kedua penjelasan tersebut yang benar..?? mengingat keduanya bicara soal WAKTU pertama kali nama YHWH/Yahweh’ diperkenalkan. Apakah keduanya bisa disinkronkan dan diartikan bahwa yang tidak mengenal nama YHWH/Yahweh sesuai Kel 63 itu hanyalah Abraham, Ishak dan Yakub saja..?? Sedangkan orang lain sudah kenal dengan nama Tuhan tersebut, bahkan jauh sebelum ketiga orang tersebut hidup. Katakanlah kita membenarkan saja hal tersebut, sekalipun kedengarannya aneh mengingat Abraham, Ishak dan Yakub merupakan orang-orang pilihan yang ajaran dan perkataannya banyak dikutip dalam Alkitab dan tercatat sering berdialog’ dengan Tuhan. Keterangan tersebut kembali dimentahkan’ oleh tulisan dari orang yang sama, yaitu Musa menurut anggapan Kristen dalam ayat ini Kej 41 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.” Terdapat apologi dari pemeluk Kristen menyatakan bahwa wajar saja dalam Kitab Kejadian yang menceritakan peristiwa sebelum jaman Musa sudah tertulis nama YHWH/Yahweh’ karena kitab tersebut memang ditulis oleh Musa yang sudah mengenal nama diri Tuhan tersebut. Pendapat ini terlihat logis, misalnya untuk menjelaskan ayat ini Kej 24 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, Kata TUHAN’ merupakan terjemahan dari YHWH/Yahweh’ dan kata Allah’ diterjemahkan dari asal kata Elohim’. Disitu bisa kita jelaskan bahwa Musa menceritakan tentang Tuhan yang sudah diketahui namanya menciptakan alam semesta, kejadian penciptaan memang dimasa silam, namun keterangannya dibuat pada jaman Musa. Ini adalah penjelasan yang masuk akal. Namun bagaimana menjelaskan Kej 41 yang menceritakan tentang UCAPAN dari Hawa yang adalah nenek dari Enos, kata yang keluar dari mulutnya menyebut YHWH/Yahweh’. Alasan bahwa tulisan tersebut dibuat pada zaman Musa tidak bisa menolong, karena sekalipun ditulis kapan pun setelahnya, ucapan atau perkataan orang yang dikutip tentu harus sesuai dengan apa yang diucapkan orang tersebut pada waktu itu. Beda halnya kalau si pengarangnya sendiri memberikan informasi atau penjelasan tentang sesuatu dimana lampau. Maka untuk kasus perkataan Hawa’ ini terdapat 2 kemungkinan a. Faktanya Hawa sama sekali tidak menyebut YHWH/Yahweh’ ketika menyambut kelahiran Kain, itu hanyalah merupakan kata TAMBAHAN dari si pengarang kitab tersebut. b. Atau Hawa memang menyebut nama diri Tuhan, namun yang pasti bukan YHWH/Yahweh’, ada nama diri dari Tuhan lain yang sudah dikenal oleh Hawa pada waktu itu. 2. APAKAH ADA NAMA DIRI TUHAN SEBELUM DIPERKENALKAN PADA MUSA? Kita mencoba menelusuri jawaban pertanyaan tersebut, dari rimba-raya’ 5 Kitab Musa, terutama yang mencantumkan kisah-kisah manusia sebelum nama YHWH/Yahweh’ diperkenalkan kepada Musa. Saya sendiri tidak akan mempermasalahkan ayat yang berbentuk ucapan/tulisan si penulisnya, namun fokus kepada perkataan/ucapan orang yang dikutip dalam kitab tersebut Kej. 152 Abram menjawab “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Kej. 158 Kata Abram “Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?” Abraham memanggil Tuhannya dengan panggilan Tuhan ALLAH’, berasal dari kata Elohim Yahweh’. Dalam kitab Kel 63 jelas dan terang dikatakan bahwa Ibrahim belum diperkenalkan dengan nama diri Tuhan “YHWH/Yahweh’, maka muncul pertanyaan apa nama Tuhan yang sebenarnya keluar dari mulut Abraham tersebut..?? Apakah Abraham hanya menyebut kata Tuhan’ atau Elohim’ saja sebagai nama jabatan/sebutan/gelar, atau memang menyebut dua-duanya, yang satu merupakan nama jabatan, yang lainnya adalah nama diri Tuhan yang memang sudah dikenal Abraham, namun nama tersebut yang pasti bukan YHWH/Yahweh’… Dalam banyak ayat, kita juga menemukan istilah El/Elohim/Eloah’ yang diakui oleh pihak Kristen sendiri merupakan nama yang paling dini’ ditemukan dalam Alkitab. Nama El/Elohim/Eloah’ juga diakui punya dua makna, yaitu sebagai nama diri’ dan sebagai nama jabatan’ lihat . Lalu darimana kita tahu ketika manusia sebelum Musa menyebut El/Elohim/Eloah’ itu harus diartikan dengan nama jabatan dan bukan nama diri. Itu hanyalah merupakan pengarahan’ dari 5 kitab Musa yang sudah menyatakan nama diri Tuhan adalah YHWH/Yahweh’, karena adanya pernyataan tersebut maka nama El/Elohim/Eloah’ diposisikan sebagai nama jabatan dan bukan nama diri. Dari tulisan diatas, bisa disimpulkan a. Satu-satunya sumber penjelasan tentang nama diri Tuhan YHWH/Yahweh’ hanyalah 5 kitab Musa, yang ditulis/kesaksian oleh Musa seorang diri sesuai pemahaman Kristen. b. Penjelasan tentang kapan pertama kali nama diri Tuhan YHWH/Yahweh’ diperkenalkan ternyata simpang siur. c. Penjelasan tentang nama diri Tuhan YHWH/Yahweh’ dalam kitab tersebut ternyata mempunyai kesalahan dan tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya. d. Ada indikasi dalam kitab tersebut bahwa orang-orang sebelum zaman Musa telah menyebut nama diri Tuhan yang lain. e. Ada indikasi bahwa nama diri Tuhan tesebut adalah El/Elohim/Eloah’ yang mirip dengan nama diri Tuhan dalam ajaran Islam yaitu Allah’ “EL-ELOH-ELOHIM-ALLAH” 3. BAGAIMANA CERITANYA MENURUT AL-QUR’AN…?? Sekarang kita coba mengemukakan berdasarkan sumber yang lain, sebagaimana 5 kitab Musa, sumber tersebut juga berdasarkan kesaksian seorang diri’ dari nabi Muhammad SAW. Saya sendiri tidak menemukan kata Allah’ keluar dari mulut nabi Adam dan Hawa termasuk juga ketika Al-Qur’an bercerita tentang penciptaan manusia dan kehidupan kedua nenek moyang umat manusia tersebut ketika berada di jannah’. Satu-satunya sebutan Tuhan yang ada, hanyalah kata rabb’, yaitu bahasa Arab dari nama jabatan Tuhan [723] Keduanya berkata “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Saya juga tidak menemukan nama diri Allah’ tersebut keluar dari mulut Iblis maupun malaikat pada peristiwa tersebut. Para malaikat dicatat menyebut kata ganti orang pertama Engkau’ dan Iblispun juga demikian, selain menyebut Engkau’ juga menyebut kata Tuhan’ sebagai nama jabatan. Apa rahasia dibalik ini..?? Apakah waktu disurga dan ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, Allah belum memperkenalkan nama-Nya..?? Manusia yang pertama yang menyebut nama Allah adalah Habil, anak nabi Adam dan Hawa [527] Berkata Habil “Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa”. Darimana Habil mengetahui nama diri Tuhan tersebut..?? Apakah dari kedua orang tuanya..?? Disini kita bisa menganalisa bahwa kemungkinan besar’ nama diri Tuhan sudah diperkenalkan sejak Adam pertama kali diciptakan dan berdiam di jannah’ bersama istri beliau. Logikanya, kalau Tuhan memberikan pengetahuan tentang nama-nama sesuatu, maka pertama kali yang akan diberitahukan-Nya pastilah nama-Nya sendiri. Apalagi Adam dan Hawa pertama kali tinggal disurga, rumah’ Tuhan dan berkumpul bersama Tuhan. Tidak masuk akal kalau anda misalnya tinggal di istana Presiden RI, namun selama anda berdiam disitu bertahun-tahun sama sekali tidak diperkenalkan siapa nama Presidennya. Jadi ketika Al-Qur’an menerangkan [231] Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Apakah masuk akal kalau Allah memberi pengetahuan kepada Adam tentang nama benda; bumi, langit, burung, pohon, binatang..tapi tidak memperkenalkan nama diri-Nya sendiri..?? Sekalipun Al-Qur’an tidak menginformasikannya, namun berdasarkan ayat-ayat lain yang bisa kita rangkai’ dengan akal sehat, kesimpulan akan mengarah kepada Tuhan memang telah memperkenalkan nama diri-Nya sejak pertama-kali manusia diciptakan. Selanjutnya secara konsisten, Al-Qur’an menyampaikan manusia setelah itu mengenal nama diri Allah sebagai nama Tuhan yang harus disembah [759] Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” [2166] Ibrahim berkata Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa’at sedikitpun dan tidak pula memberi mudharat kepada kamu?” [1266]maka Ya’qub berkata “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan ini”. Bahkan Al-Qur’an juga menjelaskan nabi dan Rasul Allah sesudah itu juga memanggil Allah sebagai nama diri Tuhan yang harus disembah [7140] Musa menjawab “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat. [572] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih sendiri berkata “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Khususnya buat nabi Isa Almasih, ternyata berdasarkan catatan alkitab Perjanjian Baru, beliau juga menyebut kata El/Elohim/Eloah’, atau yang mirip dengan bunyi kata tersebut. Kitab Perjanjian Baru aslinya ditulis dalam Bahasa Yunani, namun khusus untuk ucapan Yesus ini, kalimatnya tidak diterjemahkan “Menarik sekali bahwa ketika Yesus sendiri berseru di kayu salib ia menterjemahkan kata El’ dalam bahasa Ibrani itu menjadi Eloi’ dalam bahasa Aram yang dalam terjemahan LAI disebut sebagai bahasa Ibrani. Bahasa aslinya sebenarnya adalah hebraic dialekto’ dialek Ibrani atau hebraisti’ lidah orang Ibrani”. Ternyata Yesus tidak berseru YHWH/Yahweh’, padahal beliau waktu itu bukan dalam kondisi dan situasi sembarangan’ sesuai larangan dalam Perjanjian Lama Kel 207 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Tidak seorangpun punya pikiran kalau ketika itu Yesus memanggil nama diri Tuhan YHWH/Yahweh’ artinya Yesus sudah memanggil nama Tuhan dengan sembarangan, justru seharusnya dalam kondisi kritis tersebutlah Yesus paling pantas memanggil nama diri Tuhan yang dikeramatkan kaum Yahudi tersebut. lalu mengapa Yesus sampai lupa dan malah memanggil nama Tuhan yang lain..?? 4. PERKEMBANGAN BAHASA Dalam beberapa penjelasan, termasuk dalam tafsir Al-Qur’an, dijelaskan bahwa kata Allah’ sebagai nama diri bisa berasal dari Bahasa Arabnya al-ilaah’ ”Tetapi banyak ulama berpendapat, bahwa kata Allah’ asalnya adalah Ilaah’, yang dibubuhi huruf Alif’ dan Laam’ dan dengan demikian, Allah’ merupakan nama khusus, karena itu tidak dikenal bentuk jamaknya. Sedangkan Ilaah’ adalah nama yang bersifat umum dan yang dapat berbentuk jamak plural, yaitu Alihah’. Dalam Bahasa Inggris, baik yang bersifat umum maupun khusus, keduanya diterjemahkan dengan god’, demikian juga dalam Bahasa Indonesia keduanya dapat diterjemahkan dengan tuhan’, tapi cara penulisannya dibedakan. Yang bersifat umum ditulis dengan huruf kecil god/tuhan’, dan yang bermakna khusus ditulis dengan huruf besar God/Tuhan’.” –Tafsir al-Mishbah oleh Ustadz Quraish Shihab Sekarang bagaimana kalau logikanya kita balik..?? kata al-ilaah’ tersebut justru berasal dari nama diri Allah..??, dalam pekembangan suatu bahasa, umum kita temukan nama diri seseorang berkembang menjadi suatu istilah/sebutan gelar. Misalnya nama diri Adam, kemudian berkembang menjadi suatu istilah buat laki-laki, misalnya disebut kaum adam untuk menunjukkan sekelompok laki-laki. Contoh tersebut bukan tidak mungkin terjadi kepada nama diri Allah’. Dalam perkembangannya kemudian Bahasa Arab mengadopsi nama yang sudah dikenal umat manusia sejak pertama itu menjadi istilah untuk sesuatu Yang Disembah 2. ASAL-MULA NAMA YAHWEH DAN PENEMUAN ARKEOLOGI MESIR KUNO KISAH PERTEMUAN MUSA DENGAN TUHAN BERDASARKAN AL-QUR’AN DAN ALKITAB Al-Qur’an bercerita tentang pertemuan nabi Musa dengan Tuhan, ketika beliau keluar dari negeri Madyan untuk kembali ke Mesir. Di perjalanan, Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa. Al-Qur’an memuat kisah ini dalam 2 rangkaian ayat yaitu pada [QS 2829-30] dan [QS 20 9-14] [2829] Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.[2830] Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, diserulah dia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam innii anaa allaahu rabbu al’aalamiina [209] Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? [2010] Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya “Tinggallah kamu di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu”. [2011] Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil “Hai Musa. [2012] Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. [2013] Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. [2014] Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau’budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii. Secara jelas Al-Qur’an menginformasikan bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan nama Allah’ yang tiada ilah’ selain diri-Nya. Informasi ini menunjukkan bahwa nama tersebut merupakan proper name dari Tuhan, bukan suatu istilah atau nama jabatan. Kita menemukan catatan alkitab terhadap peristiwa yang sama pada kitab Keluaran 32-14, dengan gaya bahasa yang sangat manusiawi’ dan sedikit agak complicated’ Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” . Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya “Musa, Musa!” dan ia menjawab “Ya, Allah.” Lalu Ia berfirman “Janganlah datang dekat-dekat tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Lagi Ia berfirman “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan TUHAN berfirman “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu firman-Nya “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.” Lalu Musa berkata kepada Allah “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Dalam rangkaian cerita ini terlihat pemakaian istilah untuk Tuhan dengan bermacam-macam sebutan Malaikat TUHAN, Allah dan TUHAN. Dalam terminologi Kristen, kata Allah adalah nama jabatan, sedangkan kata TUHAN merupakan terjemahan dari nama diri YHWH sebagian Kristen melafadzkannya dengan Yahweh, sebagian lain Yehova atau Jehova. Tidak jelas apakah ketika Tuhan akan bertemu dengan Musa, malaikatnya mempersiapkan jalan’ terlebih dahulu, lalu baru Tuhan muncul dan menyapa Musa, dan agak aneh juga ketika Musa menjawab ya Allah’, maksudnya tentunya ya Tuhan’ untuk menunjukkan bahwa Musa sudah mengerti yang menyapanya adalah Tuhan, dan dialog nggak nyambung’ kembali terjadi ketika Tuhan melanjutkan dengan Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub’, tentunya ini diartikan Akulah Tuhan dari nenek-moyangmu sebelumnya’. Lagi-lagi dialog ini terlihat tidak nyambung karena dari jawabannya, Musa sudah mengetahui bahwa yang menyapanya adalah Tuhan, artinya Musa tentu memahami kalau Tuhan tersebut juga merupakan Tuhan dari nenek-moyangnya, kecuali kalau Musa memang belum mengerti. Setelah Tuhan menjelaskan siapa diri-Nya dan melanjutkan adanya perintah agar Musa untuk menyelamatkan kaumnya dari siksaan Fir’aun di Mesir, Musa terkesan ragu dan keraguannya tersebut bukan terkait dengan Fir’aun yang akan dihadapi, tapi justru ditujukan kepada kaumnya sendiri, Musa mengatakan apabila aku mendapatkan orang Israel’ menunjukkan prediksi dia bahwa amanat yang akan dia lakukan akan mendapat tantangan dari kaum Israel sendiri, dan tantangan tersebut terkait dengan siapa yang menyuruh Musa’. Kembali dialog terlihat aneh karena Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia adalah Tuhannya nenek-moyang Musa sekaligus merupakan Tuhan dari kaum Israel yang akan diselamatkan, lalu mengapa Musa masih meragukan sikap dari kaumnya sendiri..??. Sebagian tafsir Kristen mengungkapkan perkataan Musa selanjutnya soal pertanyaan tentang nama Tuhan “mah shemo?” [siapakah nama-Nya]. Dalam tata bahasa Ibrani, untuk menanyakan sesuatu atau seseorang, biasanya digunakan bentuk tanya “mi?” Namun penggunaan kata “ma” , bukan hanya bermaksud menanyakan nama secara literal namun hakikat atau pribadi dibalik nama itu. Lalu Tuhan menjawab Aku adalah Aku’ dan Akulah Aku yang mengutus kamu’. Lebih lanjut penafsiran dari link tersebut “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan, “AKU ADALAH AKU”. Terjemahan ini tidak tepat. Jika “AKU ADALAH AKU”, seharusnya teks Ibrani tertulis “Anokhi hayah Anokhi”. Kata “EHYEH”, merupakan bentuk kata kerja imperfek [menyatakan sesuatu yang sedang berlangsung atau belum selesai] dari akar kata “HAYAH”. G. Johanes Boterweck dan Helmer Ringren dalam Theological Dictionary of The Old Testament menjelaskan, bahwa kata “Hayah” digunakan dalam Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan opsi sbb {1} “Exist, be Present” [Ada, Hadir] {2}”Come into Being” [menjadi] {3} Auxilaries Verb [kata kerja bantu][f2]. DR. Harun Hadiwyono dalam bukunya Iman Kristen, menyatakan bahwa kata “Ehyeh” bermakna “Aku Berada” . Namun saya lebih cenderung menerjemahkannya menjadi “AKU [AKAN] ADA”. Penafsiran tersebut menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyatakan nama diri-Nya, hal ini berbeda dengan informasi Al-Qur’an yang menyatakannya dengan jelas bahwa Tuhan yang dimaksud adalah Allah. Penyebutan nama Tuhan berdasarkan Al-Qur’an tersebut juga bukan berasal dari pertanyaan Musa yang ragu akan sikap kaumnya, tapi merupakan inisiatif’ Tuhan sendiri. Al-Qur’an mencatat kekhawatiran Musa tertuju kepada Fir’aun, bukan kepada sikap kaumnya [2045] Berkatalah mereka berdua “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”. [2046] Allah berfirman “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. Alkitab melanjutkan cerita bahwa pengenalan nama Tuhan dilakukan setelah Musa dan Harun menghadap Fir’aun dan meminta agar dia membebaskan kaum Israel dari penindasan, lalu Fir’aun bereaksi mempersulit pekerjaan kaum Israel Keluaran 56-19 sehingga membuat Bani Israel berbalik menyalahkan Musa Keluaran 520-21 lalu akibatnya Musa memprotes’ Tuhan Keluaran 5 22-23. Setelah itu Tuhan menjanjikan bahwa Dia akan menaklukkan Fir’aun Keluaran 61 lalu dilanjutkan dengan proklamasi’ nama Tuhan secara berulang-ulang Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa “Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku. Sebab itu katakanlah kepada orang Israel Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN.” Kata TUHAN merupakan terjemahan dari YHWH, suatu nama yang dianggap merupakan nama diri Tuhan dalam kekristenan. Kisah ini menjelaskan bahwa jawaban Tuhan sebelumnya atas keraguan Musa terhadap umatnya tidak bekerja dengan efektif, pernyataan Aku adalah Aku’ tidak bisa meyakinkan orang-orang Israel begitu mereka mendapat tekanan dari Fir’aun sehingga Tuhan kembali menjelaskan siap diri-Nya dengan menyatakan nama dirinya YHWH, lalu dilanjutkan dengan janji-janji bahwa kaum Israel yang mau mengikuti Musa akan dibebaskan dari perbudakan dan diberikan negeri yang dijanjikan kepada nenek-moyang mereka. Ada satu pernyataan yang menarik disini, ketika Tuhan menegaskan bahwa nama YHWH tersebut belum dinyatakan kepada Abraham, Ishak dan Yakub sekalipun Tuhan telah membuat perjanjian dengan mereka. Lalu dengan memakai nama apa Tuhan membuat perjanjian..?? Katakanlah ada 2 pihak membuat perjanjian, seharusnya masing-masing pihak mencantumkan nama jelas yang menunjukkan identitasnya, lalu keduanya membubuhkan tanda-tangan diatas materai sebagai suatu ikatan yang mengikat bagi masing-masing. Sangat aneh kalau ada salah satu pihak tidak mencantumkan nama jelasnya, itu bukanlah suatu perjanjian. Dan lebih hebatnya lagi, kaum Israel tetap tidak mempercayai nama yang disampaikan Musa Keluaran 69 Alkitab memuat informasi simpang-siur tentang kapan nama YHWH pertama kali diperkenalkan, seperti yang ditulis pada bagian pertama diatas. Persoalan ini memunculkan banyak teori dari kalangan Kristen sendiri, dan tidak ada satu pihakpun yang bisa memastikan mana dari pendapat mereka yang benar. Teori pertama, dikemukakan oleh John Menurutnya, para Patriakh atau leluhur Israel, belum mengenal nama Yahweh. Mereka hanya mengenal nama El Shaday. Nama Yahweh baru diungkapkan melalui Musa. Nama Yahweh diambil dari suku Keni dan Midian yang sudah tinggal lama di Horeb. Kemudian nama Yahweh diadopsi menjadi nama bagi Tuhan Israel. Teori kedua, dikemukakan oleh Thomas Scott dan Robert Jamieson. Menurutnya, ungkapan dalam Keluaran 63, bukan suatu pernyataan melainkan suatu bentuk pertanyaan, sehingga menghasilkan bentuk kalimat, “Namun dengan Nama-Ku Yahweh, belumkah/tidakkah Aku memperkenalkan diri pada mereka?”. Teori ketiga dari Henry Cowles. Dia menjelaskan bahwa Keluaran 63 merupakan kehadiran pewahyuan secara khusus mengenai nama Yahweh, namun bukan berarti untuk pertama kalinya nama Yahweh itu didengar oleh para leluhur Israel. Si penulis lalu menyatakan keberpihakannya kepada teori ketiga dengan menyatakan Beberapa kesimpulan penting yang dapat kita peroleh dari kajian singkat ini adalah Pertama, nama Yahweh sudah dikenal sejak zaman Adam [Kej 27], Enos [Kej 426] dan leluhur Israel Namun pada zaman Abraham, Yitshaq dan Yakob, sebutan El Shadai lebih populer dan familiar untuk menyebut nama Yahweh. Kedua, nama Yahweh disingkapkan secara definit dan ekslusif pada Musa demi tugas perutusannya. Nama Yahweh dihubungkan sebagai nama yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, nama yang dihubungkan sebagai pemberi Torah bagi Israel. Ketiga, makna kata “tidak” atau “belum” dalam Keluaran 62, bukan bermakna bahwa nama Yahweh sama sekali tidak dikenal. Merujuk pada pengalaman Hagar, yang menamakan Yahweh yang memberi air di padang gurun, sebagai El Roi, maka nama Yahweh sesungguhnya telah dikenal namun lebih familiar dengan sebutan-sebutan pengganti, untuk mensifatkan karakter dan karya-Nya. Dalam diskusi dengan penulis yang bersangkutan, saya menerima jawaban mengapa sampai nama YHWH tersebut tidak familiar dan populer pada jalan manusia sebelum Musa, jawabannya adalah ”Karena manusia semakin jauh terpisah dari Tuhan Kej 324 maka bukan hanya mengakibatkan disorientasi hubungan personal dengannya melainkan pengetahuan mengenai nama pribadinya”. Ini jelas merupakan alasan yang kembali menimbulkan tanda-tanya 1. Karena Kejadian 324 menceritakan Adam dan Hawa, kalau alasan tersebut yang dipakai maka seharusnya pihak yang lupa’ dengan nama Tuhannya adalah Adam dan Hawa, namun pada Kejadian 41 justru Hawa-lah yang dinyatakan menyebut nama tersebut. 2. Kalau terkait dengan soal popularitas maka tentunya harus dijelaskan berapa banyak manusia sebelum jaman Musa yang bertindak jauh dari Tuhan dan berapa banyak yang merupakan hamba-Nya yang taat. Hal ini tidak bisa digeneralisir karena toh nama YHWH dikatakan sudah dikenal. Jelas alasan yang dikemukakan sangat lemah, dan teori-teori yang muncul disekitar simpang-siur informasi kapan nama YHWH tersebut pertama kali diperkenalkan tetap menjadi tanda-tanya… ???? ASAL MULA NAMA YHWH DAN TEMUAN ARKEOLOGI MESIR KUNO Dari persepektif Islam, akan muncul pertanyaan ” Kalau Al-Qur’an menyatakan nama tersebut adalah Allah’ sedangkan alkitab menjelaskan nama YHWH, lalu darimana asalnya nama YHWH tersebut..??”. Indikasi tentang asal-mula nama ini bisa kita dapatkan pada temuan arkeologi berupa prasasti yang dibuat dijaman Fir’aun Amenhotep III Prasasti Amenhotep III Diperkirakan prasasti tersebut dibuat tahun 1400 BC pada pemerintahan Fir’aun Amenhotep III. Fir’aun ini termasuk salah seorang raja Mesir dari generasi ke-18, yaitu suatu generasi raja-raja Mesir yang berhasil melakukan perluasan wilayah kekuasaan menyebar sampai ke wilayah Syria dan Palestina sehingga terbuka kemungkinan untuk berinteraksi dengan suku-suku nomaden yang mendiami wilayah tersebut. Orang Mesir menjuluki suku-suku nomaden tersebut dengan Shahu’. Al-Qur’an dan alkitab mengindikasikan bahwa Shahu ini merupakan kelompok-kelompok penyembah berhala [QS 7138] dan Keluaran 2323-24. Prasasti tersebut mengidentifikasi salah satu Shahu yang berada diwilayah Palestina dengan sebutan the land of the Shasu of Yahweh’. Terdapat beberapa analisa dari para arkeolog soal nama ini Now let us draw some conclusions regarding the Land of the Shasu of Yahweh. Since no geographical term that is anything like Yahweh has been identified, this suggests that the hieroglyphic phrase t3 sh3sw ya-h-wa should be translated as “the land of the nomads who worship the God Yahweh” rather than as “the land of the nomads who live in the area of Yahweh.” In addition, the fact that no geographical term anything like Yahweh has been identified also strengthens the likelihood that the words ya-h-wa in the Soleb and Amarah texts are indeed early mentions of the God of Israel. Sekarang mari kita menarik beberapa kesimpulan tentang Tanah Shasu Yahweh. Karena tidak ada istilah geografis yang sesuatu seperti Yahweh telah diidentifikasi, hal ini menunjukkan bahwa frase sh3sw hiroglif ya t3-h-wa harus diterjemahkan sebagai “tanah suku nomaden yang menyembah TUHAN,” daripada sebagai “tanah suku nomaden yang tinggal di daerah Yahweh. “Selain itu, fakta bahwa tidak adanya istilah geografis yang mengidentifikasikan Yahweh juga memperkuat kemungkinan bahwa kata-kata ya-h-wa dalam teks Soleb dan Amarah memang awal menyebutkan dari Allah Israel. Para ahli tersebut berusaha untuk memunculkan istilah Yahweh’ tersebut bukan merujuk kepada nama suatu tempat, tapi merupakan nama sesembahan dari suku nomaden tersebut. Amnehotep III berkuasa tahun 1390 – 1352 BC, jauh sebelum masa pemerintahan Ramses II dan Meneptah, berkuasa tahun 1279 – 1203 BC, yang merupakan Fir’aun yang diindikasikan sebagai masa hidupnya nabi Musa dan peristiwa eksodus sesuai informasi alkitab. Penyebutan nama tersebut memunculkan beberapa pertanyaan terkait dengan beberapa hipotesa tentang nama Yahweh dalam Perjanjian Lama 1. Berdasarkan alkitab, nama Yahweh belum diperkenalkan sebelum peristiwa eksodus, lalu darimana suku nomaden penyembah berhala yang hidup di Palestina mengenal nama tersebut..?? 2. Kalau dipakai hipotesa yang lain yang menyatakan bahwa nama tersebut sudah diperkenalkan namun tidak populer karena manusia yang hidup telah terpisah dari Tuhan , lalu mengapa justru nama Yahweh lebih populer dikenal dari suatu suku nomaden penyembah berhala dan bukan didapatkan dari orang-orang Israel yang hidup ditengah-tengah bangsa Mesir sebagai budak..?? Fakta-fakta tersebut memunculkan suatu kemungkinan bahwa nama Yahweh sebenarnya berasal dari nama berhala yang disembah oleh suatu Shasu diwilayah Palestina, lalu orang-orang Israel yang diselamatkan Musa menyeberang ke wilayah tersebut mengadopsi nama itu menjadi nama Tuhan. Apakah ini mungkin terjadi..?? KEDEGILAN BANGSA ISRAEL Kita harus terlebih dahulu mengungkapkan bagaimana sebenarnya perilaku kaum Israel pengikut nabi Musa ini. Alkitab menceritakan bahwa karakter mereka yang suka membangkang dan tidak tahu berterima-kasih, termasuk kecenderungan untuk menciptakan Tuhan selain Apa yang disembah oleh nabi Musa. Baru saja mereka diselamatkan dari bangsa Mesir dan menyeberang lautan, mereka mulai bertingkah banyak menuntut kepada Musa, bahkan ketika Musa tidak bersama mereka 40 hari karena sedang berada di atas bukti Sinai, mereka membuat patung sapi dari emas lalu menyembahnya, sehingga Musa sampai marah dan membanting loh-loh batu berisi hukum-hukum Taurat yang didapatnya dari Tuhan. Kerepotan Musa terhadap kelakuan kaumnya ini tercatat pada Kejadian 15 s/d 20 dan Kejadian 32. Sampai akhirnya Tuhan dan Musa sendiri menyatakan prediksi’ tentang masa depan bangsa ini Ini kata Tuhan pada Ulangan 3116-18 TUHAN berfirman kepada Musa “Ketahuilah, engkau akan mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu dan bangsa ini akan bangkit dan berzinah dengan mengikuti allah asing yang ada di negeri, ke mana mereka akan masuk; mereka akan meninggalkan Aku dan mengingkari perjanjian-Ku yang Kuikat dengan mereka. Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita? Tetapi Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka yakni mereka telah berpaling kepada allah lain. Ini kata Musa seperti yang tercatat pada Ulangan 3124-29 Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, maka Musa memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, demikian “Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau. Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati. Suruhlah berkumpul kepadaku segala tua-tua sukumu dan para pengatur pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang berikut kepada mereka dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap mereka. Sebab aku tahu, bahwa sesudah aku mati, kamu akan berlaku sangat busuk dan akan menyimpang dari jalan yang telah kuperintahkan kepadamu. Sebab itu di kemudian hari malapetaka akan menimpa kamu, apabila kamu berbuat yang jahat di mata TUHAN, dan menimbulkan sakit hati-Nya dengan perbuatan tanganmu.” Bahkan sampai di zaman Yesus Kristus, alkitab mencatat kelakuan bangsa Israel ini melalui kecaman Yesus terhadap mereka, seperti yang ada dalam Matius 2313-36 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh, dan berkata Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? Sebab itu, lihatlah, Aku coba diganti dengan Allah mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!” Informasi ini menunjukkan bahwa keingkaran bangsa Israel terhadap nabi-nabi mereka terjadi terus-menerus mulai dari jaman Musa sampai ke jaman Yesus Kristus. Indikasi alkitab tentang kelakuan bangsa Israel ini dikonfirmasi oleh Al-Qur’an [7138] Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan berhala”. Musa menjawab “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui sifat-sifat Tuhan”. [7139] Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. Informasi dari alkitab dan Al-Qur’an ini membuka peluang bahwa masuknya Tuhan selain apa yang diajarkan kepada bangsa ini merupakan suatu keniscayaan, bahwa suatu waktu ketika Musa telah meninggal, maka bangsa Israel akan menyembah Tuhan yang lain. Lalu bagaimana cara menjelaskan mengapa nama Yahweh ini bisa masuk kedalam Perjanjian lama..?? Terdapat penelitian para ahli alkitab yang menyatakan bahwa 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama yang disebut sebagai Taurat/Pentateuch yang semula diklaim ditulis oleh Musa, merupakan hasil tulisan banyak orang yang dilakukan setelah Musa, sekalipun sebagian isinya memang merupakan ajarannya. Kitab yang berisi informasi tentang pertemuan Musa dengan Tuhan yang memunculkan nama Yahweh bukan tidak mungkin berasal dari orang-orang Israel setelah kematian Musa yang diprediksi sendiri oleh Musa akan melakukan penyimpangan terhadap apa yang sudah diajarkannya. Secara umum Documentary Hypothesis adalah teori yang mengatakan bahwa 5 kitab pertama dalam Alkitab Pentateukh tidak ditulis oleh seorang penulis, melainkan dikumpulkan dan diedit dari karya-karya lainnya oleh beberapa orang penulis. Sebagaimana halnya sebuah catatan sejarah, isi dan arah informasi yang terdapat di dalamnya selalu terkait dengan kepentingan siapa yang menulisnya. Ketika bangsa Israel memasukkan nama Yahweh kedalam Taurat mereka, maka mereka memperkirakan akan munculnya pertanyaan dari orang-orang ”Mengapa nama tersebut tidak pernah disebut oleh nenek-moyang kita sebelumnya..??”, terlihat kesan bahwa ayat yang berbunyi tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri’ sengaja dicantumkan untuk mengantisipasi pertanyaan ini. Namun penulis yang lain kemungkinan ingin memuat bahwa nama ini sudah dikenal dan disebut oleh nenek-moyang mereka karena nama Tuhan yang tidak dikenal sebelumnya dan tiba-tiba muncul pada jaman Musa terlihat tidak begitu meyakinkan, lalu sipenulis tersebut memunculkan penyebutan nama tersebut pada Kejadian 27 dan 426. Kelakuan bangsa Israel ini terhadap kitab mereka makin memperjelas bahwa apa yang mereka buat merupakan suatu kitab sejarah yang tambal-sulam. Berdasarkan urut-urutan penjelasan diatas mulai penjelasan alkitab dan Al-Qur’an tentang peristiwa pertemuan Musa dengan Tuhan, pengungkapan beberapa hipotesa terhadap kapan pertamakali munculnya nama Yahweh, temuan dan analisa prasasti Amenhotep III, informasi kedegilan bangsa Israel, pendapat ilmiah tentang sipenulis Taurat/Pentateuch, maka kita bisa menarik suatu benang merah akan kemungkinan nama Yahweh tersebut merupakan nama yang dimunculkan belakangan oleh bangsa Israel, diadopsi dari suatu nama berhala yang disembah oleh sebuah kaum nomaden di wilayah Palestina. Arda Chandra. Menurut Al- Quran sudah jelas nama Allah sudah diperkenalkan sejak manusia pertama. Claim bahwa proper name Tuhan adalah “Yahweh” bersumber dari kumpulan tulisan yang diclaim sebagai kitab Taurat Pentateuch, siapapun para pengarangnya, kitab itu ditulis setelah Abraham, Yitzchaq dan Ya’aqob. Menurut apa yang tertulis dalam kitab itu, nama Yahweh baru diperkenalkan kepada Moses dalam Exodus 63וארא אל אברהם אל יצחק ואל יעקב באל שדי ושמי יהוה לא נודעתי להם׃ Wa`aro` el Abraham el yitschaq el ya’aqob be el shadei wa shemiy yahweh LO’ noda’atiy lahem καὶ ὤφθην πρὸ αβρααμ καὶ ιαακ καὶ ιακβ θεὸ ὢν αὐν καὶ ὸ ὄνομά μου κύριο οὐκ ἐδήλα αὐοῖ Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku BELUM menyatakan diri. Apa benar LO’ artinya “belum”??? LO`; a primitive particle; not the simple or abs. negation; Bandingkan denganExodus 203 לא יהיה לך אלהים אחרים על פני׃ LO` yihyeh leka elohim acherim al panay οὐκ ἔοναί οι θεοὶ ἕεροι πλὴν ἐμοῦ Trans literal TIDAK akan ada bagimu tuhan-tuhan yang belakangan tuhan-tuhan lain di hadapan wajahku. Jelas bahwa “LO’ artinya TIDAK, berkonotasi negasi, so, menurut bible sendiri nama Yahweh memang TIDAK diperkenalkan kepada generasi sebelum Moses. Kalau nama Yahweh memang sudah dikenal sebelum Exodus 63, perhatikan nama-nama malaikat yang diciptakan lebih dahulu dari pada manusia dinamai theophoric dengan nama EL, tidak ada nama Hebrew malaikat yang menyandang theoporic dengan nama Yahweh ataupun derivasinya Yahow…, Yow….didepan, ataupun ….yahuw dibelakang Mis. Gabri-EL, Mika-EL, Azra-EL, dll. Juga sejauh yang saya ketahui tidak ada nama nama-nama tokoh manusia yang diceritakan dalam kitab Genesis yang menyandang theoporic dengan nama Yahweh ataupun derivasinya Yahow…, Yow…didepan., ataupun ….yah dibelakang, nama dengan theophoric Yahow, Yow ataupun yah baru “ngetrend” setelah nama Yahweh diperkenalkan dalam Exodus 63. Yehowshua’, Yow`el, Yirmiyahuw, Nechemiyahh etc. So, munculnya nama Yahweh kedalam bab 2 kitab Genesis apa bukan hasil karangan para pengarang yang hidup dijaman setelah Abraham, Isaac, Jacob dan Joseph atau karya para penyalin/ pengedit? Vulgate qui apparui Abraham, Isaac et Jacob in Deo omnipotente ET NOMEN MEUM ADONAI NON INDICAVI EIS. That appeared to Abraham, to Isaac, and to Jacob, by the name of God Almighty AND MY NAME ADONAI I DID NOT SHEW Bible وَأَنَا ظَهَرْتُ لإِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ بِأَنِّي الإِلهُ الْقَادِرُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ. وَأَمَّا بِاسْمِي يَهْوَهْ» فَلَمْ أُعْرَفْ عِنْدَهُمْ Wa anaa thahartu li ibraahiima wa ishaaqa wa ya’quuba bi-annii al-ilahu-lqaadir alaa kulli syai’in WA AMMAA BI ISMII > FALAM A’RAF INDAHUM ……………Dan berkenaan dengan namaku Yahweh maka tidak kuperkenalkan kepada mereka. Meskipun kata לא lo anda terjemahkan menjadi “belum”, ayat itu tidak mengisyaratkan nenek moyang Mosheh akan mengenal nama Yahweh dikemudian hari, setting waktu cerita ketika nama Yahweh diperkenalkan kepada Mosheh jauh setelah nenek moyangnya sudah tidak ada lagi didunia ini. So info diatas yang saya pahami menunjukkan bahwa pengertian para pendahulu anda adalah nenek moyang Mosheh tidak mengenal nama Yahweh. Juga menurut anda David L. Hinson sorry saya tidak tahu siapa beliau memberikan ulasan mengenai Keluaran 62 sbb “Kita telah mengetahui BAHWA ABRAHAM BELUM MENGETAHUI TENTANG NAMA YAHWEH.
Tiganama kudus senama dengan mana Tuhan dikenal sebelum ini dan terungkap adalah "Elohim (Allah), Adonai (TUHAN), dan Elshaddai (Tuhan Yang Maha Esa). Wujud Agung disebut Allah, TUHAN Allah, dan Elshaddai atau Tuhan Yang Maha Esa. Pada yang membakar semak itu namanya ehyeh adalah ehyeh! Oleh Dr. Adian Husaini MENELUSURI persoalan penggunaan nama Tuhan dalam agama Kristen di Indonesia seperti memasuki ruang perdebatan yang tiada berujung. Ellen Kristi, dalam bukunya yang berjudul “BUKAN ALLAH, TAPI TUHAN” Borobudur Indonesia Publishing 2008, mengajak kaum Kristen untuk secara tegas menyebut nama Tuhan mereka dengan “Yahweh”, bukan menerjemahkan nama Tuhan “YHWH” dengan “TUHAN” seperti yang dilakukan Lembaga Alkitab Indonesia LAI selama ini. Ellen Kristi mengajak untuk menyimak satu ayat Bibel berikut versi terjemah LAI “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu seluruh bumi,” Mazmur 82,10, teks versi LAI, tahun 2007. “TUHAN, Tuhan kami”, berarti nama Tuhan kita itu TUHAN? Beginilah jadinya kalau nama Yahweh dibaca sebagai TUHAN. Padahal, “Ya Yahweh, Tuhan kami!” tulis Ellen Kristi, yang mengaku sebagai penganut paham Kristen-Tauhid. Ellen mengambil contoh lain tentang keganjilan menerjemahkan “YHWH” menjadi “TUHAN” sebagaimana yang dilakukan LAI selama ini. Misalnya teks Yeremia 1621, ditulis “Sebab itu, ketahuilah, Aku mau memberitahukan kepada mereka, sekali ini Aku akan memberitahukan kepada mereka kekuasaan-Ku dan keperkasaan-Ku, supaya mereka tahu, bahwa nama-Ku TUHAN”. Contoh lain, teks Yesaya 428 tertulis “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.” Ellen Kristi mengajak kaum Kristen untuk dengan tegas menyebut nama Tuhan mereka adalah Yahweh. Tulisnya “Sekalipun kita bukan bangsa Israel, kita pun bangsa Timur yang memandang penting arti sebuah nama, bukan seperti Shakespeare yang berkata, “What is in a name?” Bayangkan betapa anehnya jika seorang anak cuma bisa memanggil ayahnya, “Bapak! Bapak!” Tetapi waktu ditanya, “Siapa nama Bapakmu?” ternyata dia tidak tahu.” hal. 22-24. Sebagaimana kita bahas dalam CAP ke-352, “YHWH” adalah nama Tuhan dalam agama Yahudi yang tidak diketahui cara membacanya dengan pasti. Oxford Concise Dictionary of World Religions menulis “Yahweh The God of Judaism as the tetragrammaton YHWH’, may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God’s name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy.” Lihat, John Bowker ed, The Concise Oxford Dictionary of World Religions, Oxford University Press, 2000. Dalam Bibel edisi bahasa Inggris versi King James Version, teks Yeremia 1621 pada frase terakhir tertulis “… and they shall know that my name is The Lord.” Sementara itu, dalam sebuah manuskrip Kitab al-Muqaddas Bibel bahasa Arab, tahun 1866, frase teks tersebut ditulis “… wa ya’lamuuna anna ismiy huwa al-Rabb.” Dari berbagai terjemah tersebut, tampak, tetragram Ibrani “YHWH” diterjemahkan menjadi “TUHAN” Indonesia, “The LORD” Inggris, dan “al-Rabb” Arab, dengan makna “Tuhan itu”. Meskipun sejumlah teks Bibel itu menunjukkan bahwa “YHWH” memang menunjukkan nama Tuhan, tetapi nama itu tidak diketahui dengan pasti bagaimana membacanya. Di Indonesia, masalah penerjemahan “YHWH” ke dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahan diskusi panjang selama beratus tahun. Dalam rangka HUT emas, LAI tahun 2005, diterbitkan buku kumpulan makalah seminar berjudul “Satu Alkitab Beragam Terjemahan”. Dalam makalahnya yang berjudul “Terjemahan Alkitab dalam Konteks Lintas Bahasa dan Budaya Menerjemahkan Nama Allah”, Prof. Dr. Tom Jacobs, dari Universitas Katolik Sanata Dharma Yogyakarta memberikan uraian tentang “YHWH” sebagai berikut “Nama Allah itu biasanya disebut “Tetragram” artinya Empat huruf. Maksudnya, dalam bahasa Ibrani asli hanya ditulis huruf mati. Bagaimana keempat huruf itu diucapkan, atau apa huruf hidupnya, tidak ada orang yang tahu. Malahan, mulai abad ke-3 orang sama sekali tidak mengucapkan nama itu lagi, dan menggantikannya dengan kata yang lain, khususnya adonay =”Tuhanku”, kadang-kadang juga dengan elohim =”Allah”.” hal. 53. Dengan menerjemahkan “YHWH” menjadi “TUHAN” sebagai nama Tuhan dalam bahasa Indonesia, memang bisa memancing orang untuk terus bertanya “siapa nama Tuhan yang sebenarnya”. Apakah “TUHAN” itu nama diri proper name atau sebutan untuk Yang Maha Kuasa? Perhatikan terjemahan sejumlah teks Bibel edisi Indonesia versi LAI tahun 2007 berikut ini “Lalu Musa berkata kepada Allah “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku bagaimana tentang nama-Nya – apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa “AKU ADALAH AKU.” Lagi Firman-Nya “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.” Keluaran 3 13-15. Seperti sudah dimaklumi, YHWH – yang sebenarnya merupakan nama Tuhan orang Israel – masih tetap misterius, tak pernah bisa diketahui bagaimana membacanya dengan pasti. Prof. Tom Jacobs menulis “Yang disebut Adonai adalah YHWH. Tetapi, dalam Keluaran 207 = dikatakan, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu YHWH Eloheka, dengan sembarangan.” Dan untuk menghindari ucapan “dengan sembarangan”, maka lama kelamaan orang sama sekali tidak lagi mengucapkan nama YHWH dan menggantikannya dengan Adonai.” hal. 57. Cara penerjemahan “YHWH” menjadi “TUHAN” versi LAI seperti itulah yang dikritik oleh kalangan Kristen yang menolak penggunaan kata Allah. Dalam Bibel terbitan mereka yang diberi nama “KITAB SUCI Indonesian Literal Translation” Jakarta Yayasan Lentera Bangsa, 2008, Teks Keluaran 207 itu ditulis sebagai berikut “Jangan menyebut nama YAHWEH, Elohimmu, untuk kesia-siaan, karena YAHWEH tidak akan membebaskan orang yang menyebut Nama-Nya dalam kesia-siaan.” King James Version menulis Keluaran 207 sebagai berikut “Thou shalt not take the name of the LORD thy God in vain; for the LORD will not hold him guiltless that taketh his name in vain.” Sementara itu, The New Jerusalem Bible NewYorkDoubleday, 1985 menulis Keluaran 207 “You shall not misuse the name of Yahweh your God, for Yahweh will not leave unpunished anyone who misuse his name.” Keliru guna kata Allah’ Yang juga tak kalah pelik dalam masalah nama Tuhan adalah penggunaan istilah Allah’, allah, ilah, Tuhan, dan tuhan dalam Bibel versi LAI. Perhatikan dua naskah teks Bibel LAI, tahun 2007 berikut ini perhatikan penggunaan huruf kecil dan kapital “Sebab TUHAN, Allahmulah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu atau pun menerima suap.” Ulangan 1017. “Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa. Sebab sungguhpun ada apa yang disebut “allah”, baik di sorga maupun di bumi – dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian – namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” 1 Korintus 84-6. Coba bandingkan dua teks Bibel versi LAI tersebut dengan Bibel versi “KITAB SUCI Indonesian Literal Translation”. Ulangan 1017 ditulis sebagai berikut “Sebab YAHWEH, Elohimmu, Dialah Elohim atas segala ilah dan Tuhan atas segala tuan. Elohim yang besar, yang perkasa dan yang ditakuti, yang tidak memandang muka, juga tidak menerima suap.” Sedangkan 1 Korintus 8 4-6 ditulis “Kemudian, berkaitan dengan makanan binatang-binatang yang dikurbankan kepada berhala, kita telah mengetahui bahwa berhala bukanlah apa-apa di dunia, dan bahwa tidak ada Elohim yang lain kecuali Yang Esa. Sebab, jika mungkin ada yang dikatakan ilah-ilah, baik di langit maupun di bumi, sebagaimana memang ada banyak ilah dan banyak tuhan, tetapi bagi kita, ada satu Elohim, yaitu Bapa, daripada-Nyalah segala sesuatu, dan kita ada bagi Dia; dan satu Tuhan, yaitu YESUS Kristus, melalui-Nyalah segala sesuatu, dan kita ada melalui Dia.” Perhatikan, 1 Korintus 84-6, LAI menggunakan ungkapan “dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian – namun bagi kita hanya ada satu Allah saja,” Sedangkan KITAB SUCI Indonesian Literal Translation menggunakan ungkapan “sebagaimana memang ada banyak ilah dan banyak tuhan, tetapi bagi kita, ada satu Elohim…”. Tokoh Kristen Ortodoks Syria, Bambang Noorsena, dalam bukunya “The History of Allah” Yogyakarta PBMR Andi, 2005, menolak pelarangan penggunaan kata Allah bagi kaum Kristen. Akan tetapi, Bambang juga mengkritik penggunaan kata “Allah” yang keliru di beberapa bagian dalam terjemahan Bibel versi LAI. Misalnya, penulisan teks berikut ini “Lalu Allah mengucapkan segala firman ini “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Keluaran 20 1-3, teks LAI, 2007. Tentang hal ini, Bambang Noorsena menulis “Agaknya, kalangan umat Kristen di Indonesia kurang menyadari fakta bahwa sebutan Allah bukanlah kata benda umum. Pada umumnya, mereka menyamakan sebutan Allah dengan kata god dalam bahasa Inggris yang bisa dimaknai tunggal apabila ditulis dengan “G” besar, God atau makna ilah-ilah lain bila ditulis dengan “g” kecil, god atau dijamakkan gods. Kecenderungan ini telah membuat pemaknaan kata Allah dalam bahasa Indonesia umat Kristen terasa janggal dan asing di telinga sebagain besar pemakai bahasa Indonesia yang mayoritas berlatarbelakang Muslim. Bahkan ada penulis Muslim yang mengeluh penggunaan sebutan Allah di lingkungan Kristen sebagai kata benda umum tersebut dangat menghina dan menyakiti hati mereka.” hal. 40. Menurut Bambang Noorsena, penggunaan kata “allah” dengan huruf kecil, sebagai kata benda umum, secara gramatikal, tidak bisa dibenarkan. Sebab, kata “al” yang mendahului kata Allah’ adalah “lam ta’rif”, yang sudah menunjuk kepada satu-satunya Ilah yang sebenarnya. Demikian juga, lanjutnya, menempatkan kata milik ku, mu, mereka, di belakang kata Allah’ juga salah. Seperti kata the wife bila digabung dengan my, maka the’ harus hilang sehingga menjadi my wife. Oleh karena itu, yang benar adalah Ilahku, Ilah kita, Ilah mereka; bukan Allahku, Allah kita, dan Allah mereka. Demikian kritik Bambang Noorsena. hal. 40-41. Mengapa rumit? Pangkal kerumitan penyebutan nama Tuhan dalam Yahudi dan Kristen – dalam perspektif Islam – bermula ketika mereka menolak kenabian Muhammad SAW dan kewahyuan al-Quran. Upaya para teolog Kristen di Indonesia untuk membuktikan keabsahan penggunaan kata Allah dalam Bibel versi Indonesia menampakkan hal itu. Bahkan, ada yang keliru dalam memahami konsep Islam tentang Tuhan dan Allah, karena hanya mengutip perkataan sebagian orang dari kalangan Muslim. Herlianto, misalnya, dalam bukunya yang berjudul “Gerakan Nama Suci Nama ALLAH yang Dipermasalahkan” Jakarta BPK Gunung Mulia, 2009, menulis “Yang menarik adalah pernyataan tokoh Islam Ulil Abshar Abdala yang mengatakan bahwa sekitar 70 % isi Alquran bersumber dari Alkitab.” hal. 150. Konsep al-Quran seperti ditulis Pendeta Herlianto itu sangat asing bagi umat Muslim. Sebab, al-Quran adalah “tanzil” yang lafadz dan maknanya diyakini berasal dari Allah. Al-Quran bukan ditulis atau dikarang seseorang yang menjiplak isi Bibel, meskipun ada berbagai kemiripan isi al-Quran dengan Bibel. Tentang tuduhan-tuduhan bahwa al-Quran adalah jiplakan dari Bibel sudah banyak dijernihkan oleh sarjana Muslim. Juga, saintis Barat seperti Dr. Maurice Bucaille dalam buku terkenalnya, Bible, Quran, and Science, sudah menulis tentang masalah ini. Tentang nama Tuhan, konsep Islam berbeda dengan konsep Yahudi/Kristen yang tidak mementingkan nama Tuhan. Dalam konsepsi Islam, nama Tuhan sangat penting dan bersumber dari wahyu, bukan hasil konstruksi budaya. Bagi umat Muslim, Allah adalah nama diri proper name dari Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki nama dan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat Allah dan nama-nama-Nya pun sudah dijelaskan dalam al-Quran, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada terjadinya spekulasi akal dalam masalah ini. Memang, al-Quran menyebutkan, kata ’Allah’ sudah digunakan sebelum turunnya Al-Quran. Tetapi, itu digunakan dalam makna yang keliru. Allah dianggap hanyalah salah satu Tuhan kaum Musyrik. Kaum Kristen juga menggunakan kata Allah dalam makna Trinitas dan mengangkat Nabi Isa sebagai Tuhan. Karena itulah, al-Quran memerintahkan Nabi Muhammad SAW ”Katakanlah, wahai Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani marilah kita kembali kepada kalimah yang sama kalimatun sawa’ antara kami dan kalian, yakni bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain sebagai Tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka menolak, maka katakanlah, ”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.” QS 364. Tuhan orang Islam adalah jelas, yakni Allah, yang SATU, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. QS 112. Imam Ibn Katsir dalam Kitab Tafsir-nya menulis bahwa Allah’ adalah al-ismu al-a’dhamu’. Allah juga merupakan nama yang khusus dan tidak ada sesuatu pun yang memiliki nama itu selain Allah Rabbul Alamin. Bahkan, sejumlah ulama seperti Imam Syafii, al-Khithabi, Imam Haramain, Imam Ghazali, dan sebagainya menyatakan, bahwa lafaz Allah adalah isim jamid, dan tidak memiliki akar kata. Menurut para ulama ini, kata Allah bukan musytaq’ turunan dari kata asal. Salah satu bukti bahwa lafaz Allah tidak ”musytaq” adalah jika ditambahkan ”huruf nida” huruf panggilan, seperti huruf ”ya nida’” maka tidak berubah menjadi ”Yaa ilah”, tetapi tetap ”Yaa Allah”. Sedangkan jika huruf nida ditambahkan pada kata ”al-Rahman”, misalnya, maka akan berubah menjadi ”Yaa Rahman” perangkat ta’rif-nya hilang. Lihat, Ibn Katsir, Tafsir al-Quran al-Adhim, Riyadh Maktabah Darus Salam, 1994, 140 Konsep dan nama Tuhan bagi umat Muslim sangat sederhana. Muslim yakin, bahwa Tuhan Yang Esa telah memperkenalkan namanya melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad SAW. Nama ”Allah” – dan nama-nama lain dalam al-Asmaaul Husna — adalah nama-nama yang dipilih oleh Tuhan Yang Esa agar disampaikan oleh Nabi terakhir kepada seluruh umat manusia. Muslim tidak perlu berspekulasi tentang nama Tuhan. Semua nama tersebut dalam wahyu al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Karena itulah, konsep syahadat Islam menegaskan pengakuan bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah. Ada kemiripan kisah Musa dalam Kitab Keluaran dengan kisah Musa dalam QS Thaha. Dalam keyakinan Muslim, al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagian isinya berisi cerita para Nabi yang mengkoreksi cerita-cerita versi sebelumnya. Dalam versi Yahudi/Kristen, Muhammad SAW dianggap telah menulis al-Quran dengan menjiplak Bibel. Karena itu, tinggal pilih, percaya yang mana? Dalam Keluaran 314 diceritakan ”Firman Allah kepada Musa “AKU ADALAH AKU.” Lagi Firman-Nya “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Sedangkan dalam al-Quran surat Thaha14 disebutkan “Innaniy ana-Allahu Laa-ilaaha illaa Ana, fa’budniy wa-aqimish-shalaata lidzikriy.” Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan tegakkan shalat untuk mengingat-Ku.Wallahu a’lam. Depok, 23 Januari 2013. * Penulis Ketua Program Doktor Pendidikan Islam – Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan dNgD.